Sukses

Semangat Pagi Berbagi Sembako di 2 Dusun Lockdown di Purbalingga

Mereka me-lockdown wilayahnya untuk menangkal virus Corona Covid-19, atau sebaliknya mengisolasi agar virus itu tak menyebar ke daerah lainnya

Liputan6.com, Purbalingga - Belakangan, istilah lockdown begitu populer, seturut mewabahnya virus Corona Covid-19 ke segala penjuru. Kepala daerah, kepala desa, hingga kepala kampung menggunakan istilah itu untuk menyebut pembatasan interaksi di wilayahnya.

Mereka me-lockdown wilayahnya untuk menangkal virus Corona Covid-19, atau sebaliknya mengisolasi agar virus itu tak menyebar ke daerah lainnya. Ini seperti yang dilakukan di Dusun Bawahan Desa Gunungwuled, Kecamatan Rembang dan Dusun Kecomboran, Desa Begadas, Penngadegan, Purbalingga, Jawa Tengah.

Dua dusun ini menutup wilayahnya demi tujuan mulia. Memutus persebaran atau mencegah penularan Corona Covid-19.

Praktis, kegiatan ekonomi warga terhenti. Imbasnya, warga pun ternacam kehabisan bahan makanan, meski kedua dusun itu menjamin ketersediaan sembako dengan segala keterbatasan anggaran.

Pemerintah Kabupaten Purbalingga tentu saja tak berpangku tangan melihat kondisi ini. Akhir Maret lalu, kedua dusun ini dikirimi paket sembako. Pengiriman sembako itu langsung dipimpin Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi.

Sejak pagi, sembako disuplai langsung ke balai desa masing-masing dusun yang lockdown ini. Untuk Dusun 3 atau dusun Kecombron Desa Bedagas Pengadegan terdapat 253 Kepala Keluarga (KK) terdiri 823 jiwa. Sedangkan di Dusun Bawahan atau wilayah RW 6 Desa Gunungwuled Rembang terdapat 245 KK terdiri 805 jiwa.

Bupati Tiwi mengatakan, di kedua dusun desa yang berbeda itu, terdapat kasus positif corona Covid-19. Pemerintah melalui Dinas Kesehatan telah melacak atau tracing orang yang pernah berinteraksi langsung dengan pasien positif Corona di kedua dusun ini.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Bantuan untuk OPD Covid-19 Risiko Tinggi

Dari penelusuran itu, didapati fakta banyak yang telah berinteraksi langsung dengan pasien positif. Untuk mencegah penularan, dua dusun ini memutuskan lockdown.

“Lockdown dalam rangka agar bagaimana penyebaran corona tidak meluas ke masyarakat yang lain. Oleh karenanya disini kami sepakat untuk memberikan bantuan kepada dusun-dusun yang melakukan lockdown agar penyebaran corona tidak meluas. Hari ini sudah kami droping,” kata Tiwi, beberapa waktu lalu.

Bantuan ini diberikan bagi masyarakat yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dengan tingkat risiko tinggi, karena sudah melakukan kontak langsung dengan pasien positif corona.

Sebelumnya, Tiwi juga sempat menyambangi sejumlah Puskesmas yang dilewati untuk memberikan Alat Pelindung Diri (APD) serta makanan bagi para petugas. Kunjungan itu juga dilakukan untuk menyemangati paramedis yang bertugas.

Dia juga menyatakan, sebagian besar masyarakat Purbalingga sudah paham, apa yang harus dilakukan dalam rangka mengantisipasi penyebaran Covid-19. Mulai dari pemahaman tentang Corona, cara penularan, sekaligus cara pencegahan.

“Saya bersyukur, saat ini masyarakat mulai memahami terkait Corona. Masyarakat sudah sadar apa yang semestinya dilakukan dalam rangka mencegah semakin luasnya penyebaran corona ini. Dan saya yakin masyarakat Purbalingga bersama pemerintah mampu menangani penyebaran corona ini,” ucap Tiwi.