Sukses

Cerita Petani Buton Isolasi Diri di Kebun Usai Menumpang KM Lambelu

Seorang petani di Buton langsung mengisolasi diri di kebun saat pandemi virus corona covid-19 usai menumpang KM Lambelu dari Nunukan.

Liputan6.com, Kendari - Pandemi Corona Covid-19 di Buton, sempat membuat panik warga setelah kapal Pelni KM Lambelu yang bertolak dari Pelabuhan Nunukan, Kalimantan Utara, merapat di pelabuhan Murhum Baubau, Senin (6/4/2020). Data yang beredar, ada 72 orang warga Kabupaten Buton dari 716 penumpang kapal tujuan Kota Baubau.

Kepanikan bertambah usai ada 3 orang ABK Lambelu dinyatakan berstatus positif Corona Covid-19. Karena kondisi ini, Pemerintah Kabupaten Buton dan Baubau, langsung memeriksa seluruh awak, ABK dan penumpang.

Tak ingin membuat panik kerabatnya dan orang sekampung, salah seorang penumpang bernama La Jara (54) asal Desa Kabawa Kole, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton langsung bergerak cepat. Usai melalui pemeriksaan di pelabuhan dan dinyatakan negatif covid-19 oleh petugas kesehatan, dia langsung pulang sendiri ke kampungnya.

Disana, dia langsung mengisolasi dirinya di dalam sepetak kebun yang ditanami ubi dan jagung. Kebun tersebut, berjarak sekitar 2 kilometer dari rumahnya.

Awalnya, pria yang baru sebulan bekerja di Kalimantan itu, tidak dijemput satupun kerabatnya. Dia menumpang mobil rental hingga ke desa karena sempat ragu dapat menularkan Corona Covid-19.

Kepala Desa Kabawa Kole, Abdul Kadir menceritakan, pria yang memiliki dua orang anak itu langsung menuju ke kebunnya. Dia bahkan tak singgah menyapa istri dan anaknya yang berada di rumah. Padahal, saat diperiksa statusnya negatif dan dibolehkan pulang.

"Dia sebelum turun dari kapal sudah kabari keluarganya, setelah diskusi singkat melalui telepon, keluarga dan dia sepakat dia tinggal di kebun dulu sambil memantau kondisi kesehatannya," cerita Abdul Kadir.

Abdul Kadir menceritakan, La Jara sudah banyak paham soal dampak Corona Covid-19. Sehingga, dia tak menentang bahkan berinisiatif sendiri tinggal menetap di kebun.

Ditemui sejumlah wartawan di kebunnya, Rabu (8/3/2020), La Jara mengungkap sejak Senin (6/4/2020) dia dilayani dengan baik oleh keluarganya. Meskipun demikian, dia kadang memperingatkan agar menjaga jarak saat mereka berkunjung.

"Saya paham, andaikan saya sehat saya sangat bersyukur. Namun, jika memang ada virus, tentunya berbahaya bagi keluarga saya. Saya pikir ini cara yang baik," ujarnya.

Diketahui, jumlah penumpang KM Lambelu yang turun di Kota Baubau usai bertolak dari Nunukan ada sebanyak 716 orang. Dari penumpang sebanyak ini, ada 72 orang penumpang yang berada satu kabupaten dengan La Jara sempat menjalani tes pemeriksaan Corona Covid-19 sebelum dibolehkan pulang ke rumah masing-masing.

2 dari 3 halaman

Olah Raga di Kebun

Kebun tempat isolasi mandiri La Jara, merupakan kebun miliknya. Di kebun seluas setengah hektare itu, sempat ditanami jagung dan ubi kayu serta sayur-sayuran.

Untuk kebutuhan sehari-hari, La Jara dilayani oleh anak laki-lakinya. Memiliki dua orang anak, putrinya bekerja sebagai perawat kesehatan di Poso, Sulawesi Tengah.

Meski melewati masa isolasi mandiri, La Jara tidak kekurangan aktivitas. Sejak Senin (6/4/2020) dia sudah menggunakan sebagian besar waktunya untuk membersihkan semak belukar.

Baju dan perlengkapan berkebun dibawakan oleh anaknya. Setelah empat hari, mengaku cukup betah.

"Saya babat rumput, bersih-bersih kebun sampai saya aman. Saya bersyukur juga, meskipun harus berada dalam masa karantina, tapi ada kegiatan postif di kebun milik saya," ujar La Jara.

Di kebun miliknya, La Jara tinggal dalam sebuah pondok. Pondok berdinding papan itu, tanpa lampu listrik dan hanya menggunakan lampu tembok

"Hape diisikan pulsa oleh keluarga, supaya bisa menelepon," ujarnya.

Saat berusaha dihubungi pada Kamis (9/4/2020), nomor telepon seluler La Jara tidak aktif. Diketahui, jarak rumah dan kebunnya sekitar satu kilometer yang bisa ditempuh dengan kendaraan, kemudian berjalan kaki menyusuri jalur setapak menuju kebun.

Tinggal dalam kebun, sudah biasa dialami La Jara. Sebelum bekerja di perkebunan sawit di Kalimantan lalu pulang kembali ke kampungnya, dia sudah menjalani aktivitasnya sebagai petani di kampung.

3 dari 3 halaman

Isolasi Ala Desa Kabawa Kole

Sejak pandemi covid-19 di Kabupaten Buton, warga mulai waspada. Apalagi, KM Lambelu yang membawa ratusan penumpang tujuan Baubau belum bisa dipastikan aman sepenuhnya.

Pemerintah desa, dengan berdiskusi bersama keluarga pendatang kemudian mengambil langkah persuasif. Warga yang baru datang dari luar daerah langsung dikarantina. Agar tidak bersentuhan langsung dengan kerabat atau tetangga, dua orang warga asal Desa Kabawa Kole ikut diisolasi dalam kebun ubi di pinggir desa. 

Padahal mereka bukanlah ODP atau PDP. Salah seorang tokoh masyarakat, Zainuddin menyatakan, hal ini sebagai bentuk perhatian dan kepedulian warga terhadap warga lainnya. Sebab, meskipun berada di pelosok, masyarakat desa sudah paham bahaya virus Corona jika menular ke orang lain.

"Ada dua warga lain, mereka berasal dari Kota Kendari. Meskipun tidak sakit, keduanya dan keluarga mereka tetap mengambil langkah isolasi agar semua bisa menghindari hal-hal yang tak diinginkan," ujar Zainuddin.

Kedua warga ini, juga tak menentang saat diminta tinggal di kebun. Keluarga sudah bersepakat untuk membantu dan melayani kebutuhan mereka selama 2 pekan.

Menurut Zainuddin, keduanya berprofesi sebagai petani. Jadi, saat mengisolasi diri bisa sambil bekerja di kebun seperti biasa.

"Yang jelas, selama 14 hari mereka terpisah. Intinya disini, keluarga dan yang diisolasi bisa ada komunikasi bagus, hal yang buruk-buruk bisa dihindarkan," katanya.

Saksikan juga video pilihan berikut ini :