Liputan6.com, Tarakan - Ada banyak cara yang dilakukan masyarakat dalam menangkal penyebaran Virus Corona Covid-19, salah satunya dengan rutin menyemprotkan disinfektan. Hanya saja, kebutuhan cairan ini meningkat sehingga stok di pasaran kadang habis atau harganya sangat mahal.
Di kota Tarakan, Kalimantan Utara, seorang warga berhasil membuat cairan disinfektan yang berbahan dasar alami. Faizan Nur Eli, warga RT 4, Kelurahan Karang Rejo, mencipatakan cairan disinfektan dari bahan dasar tempurung kelapa.
Cara pembuatannya pun terbilang mudah dan tidak rumit. Tempurung dibakar terlebih dahulu kemudian disuling hingga mengeluarkan cairan. Cairan itulah yang diberi nama disinfektan asap cair yang dihasilkan. Memiliki warna cokelat dan berbau seperti asap pembakaran tempurung kelapa.
Advertisement
Baca Juga
Faizan mengaku awalnya pembuatan cairan disinfektan ini untuk membasmi hama tanamam. Pada tahun 2017, pria ini mulai memproduksi disinfektan buatannya dengan alat dari barang daur ulang.
“Saya dikasih kabar dari Badan Penelitian Pengembangan dan Invoasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), kalau cairan buatan saya bisa digunakan untuk mencegah penyebaran virus termasuk Covid-19 ini," kata Faizan saat ditemui di kediamannya, Kamis (9/4/2020).
Simak juga video pilihan berikut:
Warisan Turun Temurun
Bukan tanpa alasan, pria kelahiran Surabaya tahun 1962 ini memilih tempurung kelapa sebagai bahan dasar dari cairan disinfektan buatannya. Sebab ilmu yang didapatkan dari orang tuanya dahulu, tempurung kelapa tak hanya dipercaya sebagai obat melainkan juga bisa membunuh bakteri dan kuman.
Asap cair dari tempurung kelapa mengandung senyawa fenol mampu menghambat pertumbuhan bakteri sehingga aman digunakan sebagai penyemprotan disinfektan. Saat ini cairan buatannya sudah digunakan di 4 RT yang berada di Kelurahan Karang Rejo.
"Kita upayakan agar bisa memproduksi lebih banyak lagi, dalam waktu dekat akan dikoordinasikan kepada pemerintah kota sehingga masyarakat lainnya juga bisa gunakan untuk disemprotkan di rumah masing masing," ungkapnya.
Tak ada niatan dalam dirinya untuk menciptakan cairan disinfektan, karena sebelumnya cairan itu ia peruntukkan untuk membantu petani di Tarakan. Kreasi cairannya itu digunakan sebagai pengganti kompos untuk memberantas hama yang kerap menganggu tanaman.
Tidak hanya mematikan hama tapi cairan buatannya sekaligus menjadi pupuk yang dapat menyuburkan tanaman. Bahkan cairan temuannya itu pernah digunakan dan diikutkan lomba yang diakui memilki kandungan sama dengan cairan disinfektan yang diproduksi Badan Litbang Pertanian, dan dijadikan bahan penelitian mahasiswa pertanian dari Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Advertisement