Sukses

Ibadah Jumat Agung Tetap Khusyuk Meski Online

Sejumlah warga Kota Samarinda melaksanakan ibadah Jumat Agung secara online.

Liputan6.com, Samarinda - Penerapan ibadah online terpaksa diterapkan di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Meski dilaksanakan jarak jauh, kekhusyukan ibadah tetap terjaga.

Beberapa warga Samarinda tetap berupaya melaksanakan ibadah bersama walau dengan jumlah yang terbatas. Salah satu warga, Luh Dwi Briliantari Libriana (20), mengajak tiga rekannya untuk beribadah bersama secara online.

Mereka berempat berkumpul di salah satu rumah untuk mengikuti ibadah jarak jauh. Berbekal laptop dan jaringan internet, mereka mengikuti ibadah Jumat Agung yang dilaksanakan Gereja Mawar Sharon, Surabaya, Jawa Timur.

“Sengaja masih ajak teman supaya merasakan kebersamaan di Jumat Agung kali ini. Lagipula ini juga mengikuti imbauan pemerintah untuk tidak berkerumun,” kata Brili, sapaan akrab Luh Dwi Briliantari Libriana, usai ibadah, Jumat (10/4/2020).

Saat ibadah, katanya, mereka tetap menerapkan jarak fisik. Meski ibadah dilaksanakan tanpa kehadiran keluarga, mereka tetap khusyuk mengikuti rangkaian ibadah online tersebut.

Rekan Brili, Emma Fifilia, menyiapkan perjamuan kudus dengan menyiapkan roti dan anggur sendiri. Biasanya perjamuan ini disiapkan pihak gereja.

“Biasanya di gereja sudah disiapkan roti dan anggur, karena di rumah jadi kita siapkan sendiri,” kata Emma.

Michael Fredy Yacob yang ikut ibadah online tersebut mengaku memang ada nuansa berbeda di ibadah Jumat Agung kali ini. Namun dengan kebersamaan dengan rekan-rekannya yang tak bisa pulang kampung itu, nuansa kekeluargaan tetap terjaga.

“Setidaknya masih bisa ibadah bersama, merayakan bersama walau sebenarnya ingin bersama keluarga,” kata Michael, warga Kota Bontang yang bekerja di Kota Samarinda.

Salah satu rekannya, tambah Michael, adalah seorang mahasiswi yang tak bisa pulang kampung di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Agar tetap ada nuansa kebersamaan, Michael mengajak ibadah bersama.

“Emma ini datang dari kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia untuk kuliah di Samarinda. Dia dilarang pulang oleh orangtuanya karena di Kaltim sudah terjadi penularan lokal Covid-19,” tambah Michael.

Simak juga video pilihan berikut

2 dari 2 halaman

Tetap Merasakan Kehadiran Tuhan

Michael, Brili, Emma, dan seorang rekannya tetap ikut bernyanyi pada sesi lagu pujian. Keheningan rumah mendadak hilang dengan suara syahdu keempat anak muda ini.

Ada rindu kampung halaman yang tertahan di tengah ibadah. Meski kalender menunjukkan tanggal merah, mereka seolah tak bisa menikmati hari libur.

“Puji tuhan kami masih bisa khusyuk mengikuti rangkaian ibadah Jumat Agung. Apalagi Pastor Philip Mantofa ikut menyemangati kita mencegah penularan Covid-19 ini,” kata Michael.

Emma pun mengakui kekhusyukan tetap terjaga meski baru kali ini ibadah secara online. Menurutnya, kehadiran tuhan tetap ada, apalagi di tengah musibah yang sedang melanda dunia.

“Kalau saya sendiri dalam Jumat Agung ini kehadiran Tuhan itu tidak terputus. Walaupun dilakukan jarak jauh secara online, kita masih bisa merasakan kehadiran-Nya,” ungkap Emma.

Ibadah kali ini, tambah Emma, adalah ujian tuhan buat hamba-Nya agar semakin mendekatkan diri. Ada hikmah dan pelajaran positif yang bisa diambil umat manusia.

“Semoga pandemi ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar kita lebih dewasa dan menyadari ada rencana Tuhan di setiap musibah,” pungkasnya.

Sesi ibadah Jumat Agung ditutup dengan doa. Keempat anak muda itu tetap khusyuk meminta kepada Tuhan kebaikan dan keberkahan bagi umat manusia.

Tentu saja, di setiap doa terselip agar pandemi Covid-19 segera berakhir. Mereka berharap semua bisa kembali berjalan normal.