Sukses

Wabah Diare Bikin Warga Sekampung di Blora Bertumbangan, 1 Meninggal

Akibat diare, dalam dua hari terakhir warga RT 05 RW 01 Desa Kemiri, Kecamatan Jepon, Blora, bertumbangan. Satu di antaranya meninggal dunia

Liputan6.com, Blora - Wabah penyakit diare mengganas di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Akibatnya, dalam dua hari terakhir warga RT 05 RW 01 Desa Kemiri, Kecamatan Jepon, Blora, bertumbangan. Satu di antaranya meninggal dunia.

Kapolsek Jepon, Iptu Supriyono mengatakan, wabah diare tersebut mulai muncul sejak hari Jumat (10/4/2020). Dia baru mengetahui adanya kasus ini setelah anggotanya ikut mendampingi tim kesehatan mendata warga setempat.

"Warga satu RT yang dicek tadi ada 16 warga yang sudah kena diare. Data yang kemarin ada 10 warga," kata Iptu Supriyono saat dihubungi Liputan6.com melalui telepon, Minggu (12/4/2020).

Dia menyampaikan, satu warga telah meninggal dunia pada hari Sabtu (11/4/2020) akibat diare. Dia bilang, yang meninggal usianya 56 tahun.

Wabah itu kini sedang ditangani oleh tim kesehatan Kabupaten Blora. Warga yang kondisinya masih lemas dirawat di RSUD dr R Soetijono, Blora.

Saat disinggung diare-nya warga setempat tampak seperti keracunan makanan, dia menegaskan bukan karena hal itu.

"Itu bukan keracunan, ini kena wabah diare. Itu kan semacam virus yang cepat menyebarnya," ucap Iptu Supriyono.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Keracukan Makanan?

Informasi berbeda disampaikan oleh anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Blora, Agung Tri. Diketahuinya, warga sakit kemungkinan karena keracunan makanan kenduren (hajatan).

"Ini kan lagi musim bancakan (hajatan) ruwah. Saya dapat infonya sebatas itu," kata Agung.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Blora, Lilik Hernanto saat dikonfirmasi Liputan6.com membenarkan adanya kasus ini.

"Ya mas , sedang dilakukan PE (Penyelidikan Epidemiologi) kasus diare tersebut oleh Dinkes dan Puskesmas Jepon untuk mencari faktor-faktor penyebabnya," ucap Lilik melalui Watshapp selularnya.

Dia mengaku baru mengetahui persoalan yang terjadi pada siang tadi sehingga belum mempunya data-data detailnya dari Puskesmas Jepon dan Tim Surveilans DKK Blora.