Sukses

Tangkal Virus Corona, BPTP Balitbangtan Sulteng Ciptakan Resep Herbal

Di saat produk disinfektan dan pembersih tangan langka di pasaran, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulteng menciptakan inovasi cairan disinfektan herbal, yang bahkan aman bagi tubuh manusia.

Liputan6.com, Palu - Di saat produk disinfektan dan pembersih tangan langka di pasaran, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Sulteng menciptakan inovasi cairan disinfektan herbal, yang bahkan aman bagi tubuh manusia. Bahan yang digunakanpun mudah didapat. Simak resepnya.

Cara buatnya sederhana. Untuk membuat 4 liter disinfektan herbal, mulailah dengan menyiapkan bahan-bahan alami utamanya, yakni daun sirih, jeruk nipis, dan air bersih sebanyak 4 liter. Berikutnya cacahlah daun sirih beserta batangnya itu hingga menjadi potongan kecil atau halus. Jangan lupa takar hingga mencapai 1 kg. Selanjutnya peras jeruk nipis yang disiapkan untuk mendapatkan airnya sebanyak 8 persen dari total air bersih tadi. Sudah? Berhentilah sebentar. Tangan anda pasti pegal, memeras jeruk nipis dan memotong daun sirih.

Ayo lanjutkan. Masaklah hingga didih 4 liter air bersih itu. setelahnya tuang ke panci yang berisi cacahan batang dan daun sirih. Langkah berikutnya adalah masukkan panci berisi campuran air dan daun sirih itu ke dalam panci yang berukuran lebih besar, lalu masaklah hingga mendidih. Teknik memasak itu juga di sebut teknik ‘tim’, teknik yang sebenarnya semacam mengukus tapi bahan yang dimasak dimasukkan ke dalam wadah tahan panas dan tidak bersentuhan langsung dengan api. Setelah mendidih tuangkan seluruh bahan yang dimasak itu ke dalam ember, dan dinginkan.

Sehabis itu lakukan penyaringan pertama untuk memisahkan ampas daun sirih lalu teruskan langkah itu dengan menggunakan saringan yang lebih halus hingga didapat air sarinya yang bersih. Sampai tahap itu saatnya memasukkan air perasan jeruk nipis sebanyak 8 persen dari jumlah air saringan daun sirih tadi. Aduk merata dan diamkanlah sesaat. Dan selesai. Berikutnya tinggal memasukkannya ke dalam jeriken atau wadah apa saja yang bersih.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Bahan Alami

Kepala BPTP Balitbangtan Sulteng, Fery Fahrudin Munier menjelaskan daun sirih sebenarnya telah lama digunakan dalam tradisi pengobatan tradisional di tanah air, yang berdasarkan penelitian memang mengandung antiseptik yang tinggi yang bisa menghambat perkembangan microbial atau bakteri. Sedangkan sari jeruk nipis selain sebagai pengharum, juga mengandung zat-zat seperti flavonoid dan alkaloid yang bersifat antimikroba.

“Fungsi utama disinfektan herbal ini adalah menghambat perkembangan mikrobial. Karena virus berbahaya itu kalau dibiarkan cepat sekali perkembangannya. Dengan bahan alam itu bisa efektif,” jelas Fery, Kamis (2/4/2020).  

Berbeda dengan disinfektan umumnya yang sedang marak digunakan untuk penyemprotan mencegah penyebaran Covid-19, disinfektan herbal tersebut aman atau tidak berbahaya jika mengenai tubuh manusia sebab sama sekali tidak menggunakan zat kimia.

Disinfektan herbal yang diproduksi di laboratorium BPTP Sulteng di Desa Sidondo 4, Sigi itu sendiri telah dibagikan secara gratis kepada warga di Kota Palu dan Kabupaten Sigi, termasuk kepada para penyintas gempa di huntara. Rencananya produksi skala besar akan dilakukan BPTP Sulteng untuk memberi alternatif kepada masyarakat sekaligus mengedukasi cara pencegahan virus itu dengan bahan-bahan alami.

“Awalnya 250 liter kami produksi untuk masyarakat. Ini juga untuk menggugah masyarakat agar tetap bisa melakukan pencegahan virus dengan bahan buatan sendiri di saat krisis produk disinfektan di pasaran,” Fery memungkas.