Sukses

Sempat Berstatus ODP, Gubernur Papua Tes PCR

Enembe menjalani prosedur kesehatan yang diterapkan oleh tim kesehatan COVID-19 di Papua.

Liputan6.com, Jayapura – Gubernur Papua, Lukas Enembe sempat menyandang status orang dalam pemantauan (ODP) pada pertengahan Maret lalu. Ini dikarenakan ia memiliki riwayat perjalanan dari daerah terpapar corona COVID-19.

Dengan statusnya sebagai ODP, Enembe menjalani prosedur kesehatan yang diterapkan oleh tim kesehatan COVID-19 di Papua.

Juru bicara Satgas COVID-19 Papua, dokter Silwanus Sumule menyebutkan tim kesehatan telah melakukan dua kali pemeriksaan terhadap Gubernur Papua.

“Pemeriksaannya bukan dengan rapid test, tapi kami menggunakan PCR dan hasilnya negatif. Jadi, jika ada isu yang menyebutkan beliau (Gubernur Papua) positif COVID-19, itu tidak betul dan kami bisa mempertanggungjawabkan hasil pemeriksaan ini,” kata Sumule, dalam keterangan pers di Jayapura, Selasa (14/4/2020).

Dokter pribadi Gubernur Papua, dokter Anthon Mote menyebutkan saat ini Gubernur Papua dalam kondisi stabil dan sehat.

Anthon membenarkan dini hari tadi, Gubernur Papua melakukan perjalanan dengan pesawat Batik Air untuk melakukan pemeriksaan rutin kesehatannya di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.

“Kepergian beliau untuk pemeriksaan kesehatan rutin tahunan yang sempat tertunda. Saya memang tak ikut mendampingi dan pengecekan kesehatannya. Pak Gub hanya didampingi oleh sanak keluarga,” ujar Anthon.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perjalanan Dini Hari

Penjabat Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua, Ridwan Rumasukun membenarkan Gubernur Papua melakukan perjalanan dengan pesawat Batik Air yang disewa pada dini hari tadi, sekitar pukul 01.20 WIT, Selasa (14/4/2020).

Menurut Rumasukun, hal ini dilakukan karena Gubernur Papua menyelesaikan sejumlah dokumen dan pekerjaan lainnya, sebelum melakukan perjalanan ke Jakarta. 

“Perjalanan Pak Gubernur ini harusnya sudah dilakukan satu minggu lalu untuk melakukan pemeriksaan rutin kesehatannya. Hanya saja, saat itu Papua sedang dalam transisi dari status siaga darurat ke tanggap darurat COVID-19, sehingga beliau harus menyelesaikan seluruh kegiatan yang meyangkut penyelesaian COVID-19 di Papua,” kata Rumasukun.

Padahal dalam berjalannya waktu, Gubernur Papua didesak oleh dokter yang merawatnya untuk segera melakukan pemeriksaan kesehatan.

Akibatnya, Gubernur Papua harus melakukan perjalanan dengan pesawat sewaan, sebab saat ini di Papua sedang tidak ada pesawat regular karena diberlakukan pembatasan sosial.

“Pemprov Papua menyewa pesawat Batik dari dana tahunan yang disediakan untuk kepala daerah dan wakilnya melakukan pemeriksaan rutin tahunan. Biaya ini memang kami sediakan,” kata Rumasukun tanpa menyebut jumlah dana yang dimaksud.  

Dalam perjalanan itu, Gubernur Papua didampingi 9 orang penumpang yang merupakan sanak keluarga, bukan 38 penumpang seperti yang diisukan. "Jika ada media yang memberitakan Gubernur Papua melakukan perjalanan dengan 38 orang, itu adalah hoaks," katanya. 

Simak video pilihan berikut ini: