Liputan6.com, Samarinda - Penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 secara signifikan terjadi di Kalimantan Timur (Kaltim). Untuk pertama kalinya, penambahan jumlah pasien positif menjadi sembilang orang.
Padahal, selama lima hari terakhir tidak ada penambahan pasien yang dinyatakan terjangkit Covid-19. Dari Sembilan pasien tersebut, enam diantaranya merupakan peserta ijtimak dunia yang dilaksanakan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kaltim Andi M Ishak menjelaskan, klaster ijtimak dunia kini mendominasi pasien positif di Kaltim. Apalagi sudah ada kasus pasien asal klaster ini yang meninggal dunia.
Advertisement
Baca Juga
“Satu kasus dari Kutai Barat, merupakan pelaku perjalanan dari Gowa yang tidak memiliki gejala dan dirawat sejak 30 Maret 2020 dan dilakukan isolasi diri di Asrama Dispora,” kata Andi, Kamis (16/4/2020).
Sementara dari Kabupaten Berau ada penambahan tiga pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Ketiganya juga merupakan pelaku perjalanan dari Gowa.
“Tiga kasus terkonfirmasi positif juga ada tiga dari Kota Bontang, dua diantaranya adalah pelaku perjalanan ke Gowa,” tambahnya.
Sementara tiga pasien terkonfirmasi Covid-19 lainnya bukan merupakan bagian dari klaster gowa. Ketiganya adalah pelaku perjalanan dari daerah terjangkit.
Pasien dengan status PDP dari klaster ini juga masih banyak. Hampir seluruh kabupaten dan kota di Kaltim menghadapi klaster ini kecuali Kabupaten Mahakam Ulu.
Simak juga video pilihan berikut
Jemput Tiga PDP Klaster Gowa
Tim Gugus Tugas Percepatan penanganan Covid-19 Kota Samarinda menjemput tiga pasien dengan status PDP di tiga lokasi berbeda. Ketiganya merupakan bagian dari klaster ijtimak dunia di Gowa.
“Ketiga pasien tersebut langsung dievakuasi menuju RSUD AW Syahranie Samarinda,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan penanganan Covid-19 Kota Samarinda Ismed Kosasih.
Penjemputan ini dilakukan setelah hasil rapid test ketiganya dinyatakan positif. Sehingga proses isolasi dilanjutkan dengan pengawasan tenaga medis di rumah sakit.
“Sebelumnya mereka isolasi mandiri di rumah,” tambah Ismed.
Persoalan dari klaster ijtimak dunia memang terus bermunculan mengingat banyak yang tidak melapor. Sehingga proses tracing membutuhkan waktu yang cukup lama.
Advertisement