Liputan6.com, Mamuju Tengah - Sebanyak tiga warga Desa Pontanakayyang, Kecamatan Budong-budong, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes swab. Klaster ini muncul berawal dari satu pasien positif Corona Covid-19 dari desa tersebut meninggal Jumat, 3 April lalu. Sejak saat itu dilakukan isolasi wilayah.
Pontanakayyang menjadi salah satu klaster penyebaran Corona Covid-19 di Sulawesi Barat. Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, sebanyak 16 warga desa lainnya juga dinyatakan positif hasil rapid tes. Masalah baru kini muncul, warga setempat merasa dikucilkan, bahkan mendapat perlakuan buruk di luar.
"Sebenarnya kondisi di dalam masih tenang. Tetapi yang jadi kendala, masyarakat luar (tetangga desa) yang terlalu berlebihan terhadap desa kami," kata Irfan salah seorang pemuda Desa Pontanakayyang saat ditemui di Mamuju, Rabu (15/04/2020) malam.
Advertisement
Irfan merasa sangat khawatir akan kondisi itu, karena desanya itu dianggap seolah-olah penuh dengan virus, sehingga warganya diperlakukan diskriminatif. Jika dibiarkan kondisi kesehatan warga di desanya bisa memburuk dan rentan terjangkit Corona Covid-19.
Baca Juga
Bahkan, menutut Irfan sikap diskriminatif itu sudah meluas, pada Selasa 15 April, salah seorang kerabat dari kampungnya berkunjung ke Kota Mamuju. Namun, kerabatnya itu malah diusir karena warga merasa paranoid dengan orang yang berasal dari Pontanakayyang.
"Tadi malam ada sepupu dari mateng, dia ke sini (Mamuju), ke rumah mertuanya, baru beberapa menit duduk ditanya oleh pak RT, orang Pontanakayyang? Sepupu saya meng-iyakan, lalu Pak RT meminta untuk pulang, bahaya itu kata Pak RT setempat," tutur Irfan.
Ketua Garda Nusantara Sulbar Hasri Jack, memberi peringatan bagi pemerintah setempat agar segera melakukan langkah taktis. Ia ingin agar pemerintah memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang wabah ini, sehingga tidak terlalu membuat kepanikan yang berlebihan.
"Kita harus segera mengubah stigama di masyakat mengenai Corona Covid-19, karena bukan orangnya yang harus dihindari, namun penyakitnya. Kita jarus bersatu dengan memberikan dukungan moral kepada mereka," kata Hasri.
Hasri juga mengharapkan agar pemerintah segera memberikan bantuan pangan dan kebutuhan lainnya. Bagaimana pemerintah memberikan kebijakan alternatif yang cepat dirasakan ke masyarakat.
"Bantuan pangan sangat penting, karena stigma yang muncul di masyarakat tanpa edukasi yang maksimal, itu akan menjauhi wilayah itu, bayangkan penjual sayur, penjual ikan, tidak berani masuk," ungkap Hasri.
Simak juga video pilihan berikut:
Pemerintah Jamin Kebutuhan Warga
Sebagai upaya memutus penyebaran Corona Covid-19, Pemkab Mamuju Tengah melakukan isolasi wilayah terhadap Desa Pontanakayang terhitung sejak Jumat 10 April yang lalu.
Sekretaris Daerah Kabupaten Mamuju Tengah Askary mengatakan, Desa Pontanakayang sudah akan diisolasi, bahkan pihaknya sudah mendirikan tiga posko di desa itu. Ketiga posko itu adalah posko gabungan yang masuk dalam tim gugus tugas pencegahan Corona Covid-19.
"Kami sudah melakukan isolasi wilayah di Desa Pontanakayyang dan kami sudah bangun tiga posko gabungan di sana," kata Askary, Kamis (16/04/2020).
Askary menambahkan, pendirian Posko gabungan di Pontanakayyang tersebut hanya sebagai langkah antisipasi pencegahan penyebaran Corona Covid-19. Terkait adanya warga yang kemungkinan kembali dinyatakan positif Corona Covid-19, Askary meminta semua pihak hanya mendengarkan informasi resmi.
"Jadi kami berharap kiranya masyarakat, cukup mengikuti perkembangan yang disampaikan pemerintah dan tetap waspada jangan panik dan mengikuti himbauan pemerintah," ujar Askary.
Terkait kebutuhan masyrakat selama isolasi, Askary mengatakan semuanya akan disiapkan oleh pemerintah. Pihak gugus tugas akan selalu memantau kondisi di dalam desa selama masa isolasi.
“Kemarin kita sudah menyalurkan sembako kepada mereka dan yang sangat dibutuhkan adalah obat obatan dan vitamin. Hari ini kita bawakan vitamin,” tutur Askary.
Bahkan menurut Askary, saat ini sudah ada posko dapur umum yang didirikan tepat di depan gerbang Desa Pontanakayyang. Dapur umum itu didirikan oleh Polda Sulawesi Barat bersama Korem 142 Tatag.
"Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak kepolisian dan TNI yang sudah memberikan respon dan kepedulian dalam penanganan Covid-19 ini," tutup Askary.
Advertisement