Sukses

Kekasih Tersangka Penyanderaan di Palembang Batalkan Rencana Pernikahannya

RM (25), pengasuh anak di Kota Palembang yang membuat rekayasa penyekapannya, akhirnya diamankan petugas Polda Sumsel.

Liputan6.com, Palembang - RY (24) sungguh tidak menyangka dengan perbuatan RM (25). Wanita yang menjalin hubungan asmara dengan RY selama beberapa tahun terakhir, ternyata menjadi dalang dari rekayasa penculikan yang terjadi di Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel).

Pria yang tinggal di Kecamatan Mariana Kabupaten Banyuasin Sumsel ini, merasa benar-benar malu dengan kelakuan kekasihnya.

Terlebih, rekayasa penculikan kekasihnya tersebut, juga turut menyeret RY sebagai korban pemerasan RM.

RY yang berprofesi sebagai supir angkot ini, turut mendapat pesan pemerasan dari RM dan kedua rekannya. Dalam pesan tersebut, RY dimintai uang sebesar Rp50 juta, jika ingin RM bebas dari penyanderaan tersebut.

“Saya juga korban dalam kejadian ini, dia minta uang tebusan Rp 50 juta. Padahal kami sudah pacaran masuk 3 tahun bulan Juli 2020 nanti,” ungkapnya di Polda Sumsel, Kamis (16/4/2020).

Selama menjalin hubungan dengan RM, tersangka tidak pernah menunjukkan gelagat aneh. Bahkan RY juga mengetahui kekasihnya bekerja sebagai pengasuh anak, di rumah majikannya di Kecamatan Ilir Timur 1 Palembang.

Diakui RY, kekasihnya sempat ketahuan berbohong, namun hal tersebut bisa dimakluminya. Karena kebohongannya tidak terlalu parah.

Karena dia sudah bertekad ingin menjalin hubungan serius dengan tersangka, RY pun berniat akan menikahi RM di akhir tahun 2020 nanti.

“Memang kami rencana mau menikah di akhir tahun 2020 ini. Tapi lebih baik saya batalkan saja, karena saya malu akibat perbuatannya ini sudah masuk ranah kriminal,” ujarnya.

Perbuatan nekat RM juga tidak pernah disangka oleh majikannya Maya. RM yang bekerja sebagai pengasuh anak di rumah Maya, tidak pernah menunjukkan gelagat mencurigakan.

Diakui Maya, RM sudah enam bulan terakhir bekerja sebagai pengasuh anaknya. Namun beberapa kali, RM ketahuan berbohong untuk hal-hal kecil.

“Kalau berbohong untuk perkara kecil, kita sudah memaklumi. Tapi kalau dia sudah merekayasa video penyekapan dan penculikan ini, kita tidak pernah menyangka. Karena ini sudah tindakan pidana,” kata warga Palembang ini.

 

2 dari 3 halaman

Tipu Majikannya

Selama bekerja di rumah Maya, RM setiap bulannya mendapat upah sebesar Rp1,8 juta. Namun sebelum tanggal gajian, RM selalu meminta upah awal sebesar Rp500.000.

Sebelum rekayasa penyekapan ini terbongkar, RM pernah meminta uang kepada Maya sebesar Rp1,5 juta. RM mengaku, jika uang tersebut akan digunakan untuk membantu kedua orangtuanya yang sedang kesulitan perekonomian karena dampak wabah Covid-19.

“Uang itu sudah saya berikan. Lalu, dia melapor ke Polsek Ilir Timur 1 Palembang jika dia jadi korban penipuan online saat membeli ponsel. Saya baru tahu, jika uang yang saya transfer itu untuk membeli ponsel, karena dia meminta bukti rekening koran saya,” katanya.

Petugas Polda Sumsel juga dibuat kewalahan dengan ulah RM, saat akan diinterogasi. RM sering mengamuk, lalu merebahkan tubuhnya di lantai seperti kesurupan.

RM juga marah dan pingsan, saat melihat kedua orangtuanya datang ke Polda Sumsel untuk menjenguknya.

Tersangka pun kembali mengamuk saat dibawa ke ruang Unit IV Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel. Dengan berbagai cara, akhirnya petugas Polda Sumsel berhasil mengorek informasi dari RM.

3 dari 3 halaman

Pengakuan Aneh Tersangka

“Saya dari kecil suka bohong, tidak tahu kenapa. Orangtua saya juga pusing, kadang kasihan dengan mereka. Pacar saya juga saya bohongi,” ucap RM.

Tersangka rekayasa penyekapan ini juga bingung, saat ditanyai tentang uang tebusan yang dimintanya ke majikan, pengurus penyalur pengasuh anak dan kekasihnya RY.

Dia mengaku tidak tahu, mau dipakai apa uang tebusan tersebut jika dia mendapatkannya. Karena dia juga tidak mempunyai rekening bank.

RM mengaku membuat video tersebut di kawasan Talang Kelapa Banyuasin, arah ke Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, pada Selasa (14/4/2020) siang.

Tersangka dibantu DN (18) dan NA (16), yang merupakan keponakan kandungnya. DN sendiri berperan sebagai pelaku penyanderaan, serta berakting menganiaya RM.

“Kalau NA bertugas memegang pisau di depan leher saya dan merekamnya. Itu semua saya yang rencanakan,” ucapnya.