Liputan6.com, Kendari - Seorang bocah SD di Kendari bernama Bagus Ananda Pratama (7) membuat heboh di tengah perjuangan pemerintah kota melawan pandemi Covid-19. Murid kelas I SD Kuncup Pertiwi itu, menyumbangkan recehan senilai ratusan ribu untuk perawat pasien Corona di rumah sakit, Jumat (17/4/2020).
Uang sebanyak ini, berasal dari tabungannya selama setahun tahun lebih. Sebelumnya, dia mengaku rela menghemat uang jajan, agar bisa membeli ponsel.
Tama, panggilan akrab bocah asal Kampung Salo Kota Kendari, awalnya mendatangi posko gugus tugas Covid-19 Kota Kendari bersama ibunya. Dia menenteng dua kaleng uang receh, ditemani ibunya.
Advertisement
Baca Juga
"Ini untuk beli pakaian APD, perawat masih banyak yang tidak punya baju itu," ujar Tama.
Anak kedua dari pasangan Ambu dan Yulinda Susanti itu mengungkapkan, selama libur sekolah dia banyak menghabiskan waktu menonton televisi. Dia kerap melihat berita perawat yang kekurangan APD Covid-19 saat bertugas.
Tama berujar, uang recehan ini sisa uang jajannya yang tidak terpakai. Setiap hari, dia diberi bekal Rp5.000 sebelum ke sekolah.
"Sebenarnya, mau pakai beli handphone kalau sudah cukup," ujar bocah yang menyukai game online dan aplikasi tiktok itu.
Saat tiba di posko, Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir bersama Ketua Tim Relawan Penanganan Covid-19 Kota Kendari, Hidayatullah menerima langsung kedatangan Tama dan ibunya. Dia ikut mengapresiasi bocah yang tetap optimis ditengah pandemi Covid-19.
"Saat seperti ini, kami terus bersyukur karena masih ada saja orang yang baik yang mau bersama-sama kami membantu menangani pandemi Covid-19," ujar Sulkarnain Kadir.
Dia menyatakan, saat ini pemkot terus berkolaborasi dan bekerjasama menangani Covid-19. Salah satunya bekerjasama dengan angkutan online, memastikan tetap tersedianya kebutuhan pangan bagi warga kurang mampu dan miskin di Kota Kendari.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Inovasi Wali Kota ditengah Pandemi Corona
Pandemi Covid-19, dampaknya begitu terasa bagi warga di Kota Kendari. Kasus kematian dan pasien yang bertambah di rumah sakit, menggugah kewaspadaan sekaligus kesedihan bagi warga.
Wali Kota bahkan sempat mengeluarkan surat pelarangan keluar rumah bagi warga pada 10-12 April 2020. Wali kota menyertakan sanksi yang melibatkan pihak TNI dan kepolisian jika warga melanggar.
Tindakan ini, menyebabkan Kota Kendari sepi dan mengurangi pergerakan warga selama tiga hari. Meskipun, ada peristiwa ratusan warga memborong bahan makanan sebelum jadwal larangan wali kota mulai berlaku.
"Soal ketersediaan pangan, kami sudah berkoordinasi dan memastikan, Insya Allah masyarakat jangan ragu," ujarnya.
Sulkarnain menyebut data, saat ini ada 380 ribu lebih warga Kota Kendari. Memastikan mereka tetap bisa mendapatkan pangan meskipun tidak keluar, Pemkot sudah menggelar operasi pasar mobile.
"Kita keliling door to door, membawakan warga pangan, biar mereka tidak keluar rumah lagi," katanya.
Operasi pasar mobile digelar untuk warga kurang mampu hingga kalangan menengah ke atas. Melibatkan sejumlah perusahaan angkutan berbasis online di Kota Kendari, operasi digelar sejak Kamis (16/4/2020).
"Kita data warga, warga miskin kami berikan gratis. Bagi warga yang mampu, kami berikan harga sesuai harga pokok, hal ini mengantisipasi agar mereka tak keluar rumah dan banyak menghabiskan waktu di rumah saja," katanya.
Advertisement
Data Pasien Corona
Hingga saat ini, sudah ada korban 27 kasus Corona covid-19 yang menjalani perawatan di Kota Kendari. Rinciannya, sebanyak 22 kasus positif, 4 kasus sembuh dan 2 kasus meninggal.
Jubir gugus tugas Covid-19 Sultra dr Wayong Rabiul Awal menyatakan, saat ini tingkat CFR Sultra mencapai 3,7 persen. Perawatan pasien tetap dipusatkan di RS Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara dan RS Kota Kendari.
"Sudah ada dua pasien terkonfirmasi positif meninggal dunia, saat ini yang lainnya sementara dalam proses perawatan dan menuju penyembuhan," ujar dr Rabiul Awal.
Terbaru, salah seorang pasien Corona berusia 74 tahun meninggal dunia di Kota Kendari, Sabtu (18/4/2020) dinihari. Pasien, sudah menjalani perawatan selama hampir 2 pekan di rumah sakit.
"Kabar baik, hingga Sabtu (17/4/2020) belum ada penambahan pasien terkonfirmasi positif. Dengan koordinasi, kami berharap semua masyarakat bisa bekerja sama agar pasien tidak bertambah," ujar Rabiul Awal.
 Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Â