Liputan6.com, Kupang - Aksi simpatik ditunjukkan seorang pelajar kelas 3 SDI Wairklau, Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, bernama Kanayah (9). Ia mendatangi kantor Caritas Keuskupan Maumere untuk menyumbangkan uang tabungannya, Sabtu (18/4/2020).
Sumbangan Kanayah itu sebagai bentuk kepeduliannya terhadap keluhan tenaga medis karena kurangnya Alat Pelindung Diri (APD) dalam pelayanan pasien corona.
Advertisement
Baca Juga
Bocah ini diantar ayahnya, yang juga anggota polisi Polres Sikka dengan membawa tiga celengan berbentuk silinder dan diterima oleh aktivis Caritas Maumere, Helena Pareira.
Usai menerima 3 celengan silinder dari Kanaya, pihak Caritas Maumere langsung memecahkan dan menghitung jumlah tabungan tersebut. Ada 2 jenis uang, dalam bentuk uang logam dan uang kertas. Uang logam dari semua jenis pecahan, demikian pun uang kertas.
Kepada wartawan, Kanayah mengungkapkan awalnya dia merencanakan membeli koper untuk menyimpan mainannya. Namun pikirannya berubah ketika dia menonton berita di televisi terkait informasi virus corona yang sedang mewabah.
Ia mengaku prihatin dengan petugas medis yang menangani pasien corona. Dia membayangkan para dokter dan perawat yang menangani pasien rentan tertular, apalagi tidak dilengkapi APD. Apalagi, menurut Kanaya, dari berita dan informasi yang dia dengar, di NTT, tenaga medis masih kekurangan APD.
"Tim medis kekurangan APD. Padahal, mereka itu yang membantu merawat kita. Kalau tidak ada APD mereka bisa terpapar," ungkap Kanayah.
Kanayah mengaku niat untuk memberikan tabungannya, lahir atas inisiatif sendiri. Setelah yakin dengan keputusannya, dia pun menyampaikan kepada orangtuanya.
"Syukur, orangtua mendukung niat saya," katanya
Simak juga video pilihan berikut ini:
Bentuk Solidaritas
Aktivis Caritas Maumere, Heleina Pareira mengapresiasi aksi kepedulian yang ditunjukkan pelajar SD itu. Setelah dihitung oleh pihak Caritas, uang tabungan Kanayah berjumlah Rp741.500.
Wakil Ketua Tim penanganan COVID-19 Keuskupan Maumere, Pater Eman Embu, SVD mengungkapkan apa pun bentuk solidaritas patut diapresiasi.
"Ini adalah kesempatan bagi kita untuk menunjukkan belarasa dan solidaritas. Semoga makin banyak warga dan umat kita terlibat dlm aksi nyata solidaritas," ungkapnya.
Ia menambahkan solidaritas dan partisipasi publik sangat dibutuhkan. Karena, saat ini, fasilitas rumah sakit di NTT masih minim dengan tenaga medis yang terbatas. "Lebih baik mencegah ketimbang merawat," dia menandaskan.
Advertisement