Liputan6.com, Jayapura – Kepolisian Daerah Papua menduga pemicu bentrok warga Kampung Kehiran dan Kampung Toware di Sentani, Kabupaten Jayapura berawal dari masalah pemalangan pembatasan wilayah untuk cegah corona COVID-19.
Bentrok dua kampung yang terjadi sejak Minggu sore (19/4/2020) hingga Senin siang (20/4/2020), mengakibatkan seorang warga meninggall dunia, 8 rumah dibakar dan 10 rumah lainya rusak berat.
Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw menuturkan bentrok warga erat kaitannya dengan pemalangan yang dilakukan untuk cegah COVID-19.
Advertisement
“Awalnya, warga pada salah satu kampung membuat pembatasan-pembatasan dengan melakukan pemalangan jalan. Lalu, ada warga lainnya yang melintasi area itu tak diijinkan lewat dengan alasan pembatasan wilayah,” jelas Paulus, Senin (20/4/2020).
Baca Juga
Karena tidak menerima jalannya terhambat, maka terjadilah cekcok mulut hingga terjadi pemukulan dan menimbulkan korban luka.
“Pemukulan ini yang akhirnya berkembang menjadi konflik antar kampung yang terjadi Minggu sore. Lalu, ada warga yang masih belum menerima kejadian ini, siang tadi melakukan serangan balik ke kampung lainnya,” ujarnya.
Untuk meredam konflik antar warga, Kapolda Papua mengirim 4 pejabat utamanya sekaligus ke lokasi kejadian. Karo Ops Polda Papua dengan Dir Intel Polda Papua dan Kabid Propam Polda Papua mendampingi Dansat Brimob sudah di lokasi meredam amarah warga.
Kemudian, Bupati Jayapura dan kapolres serta Dandim Jayapura terus berusaha agar warga menghentikan pertikaian dan mencari solusi untuk duduk bersama dengan kedua warga yang bertikai. Hingga malam ini, kedua kampung masih dijaga aparat gabungan, untuk meredam bentrok susulan.
“Kepada saudara yang berkonflik, kami minta untuk menahan diri. Jika kita semakin emosi, semakin luas masalahnya. Tak ada yang diuntungkan dalam masalah ini, justru semua dirugikan,” ujarnya.
Simak video pilihan berikut ini: