Liputan6.com, Manado - Penyebaran Covid-19 membuat warga was-was terhadap kehadiran orang dari luar daerah. Bahkan kunjungan Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo sempat mendapat penolakan warga.
“Kami menolak kehadiran warga dari luar daerah, apalagi dari daerah dengan transmisi penyebaran lokal,” tegas warga dalam video yang beredar luas di jejaring sosial sejak, Senin malam, 20 April 2020.
Advertisement
Baca Juga
Masih dalam video itu, dia meminta agar Mentan menunda agendanya di Sulut demi upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
“Agenda menteri masih bisa ditunda, masih banyak kesempatan,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Jubir Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Sulut dr Steaven Dandel mengatakan, kegiatan dalam kondisi terbatas bisa dilakukan dengan tetap mengikuti protokol Covid-19.
“Apa yang dilakukan oleh protokol kementrian, dan protokol Pemprov Sulut sudah mengikuti protokol Covid-19,” ujar Dandel.
Kepala Biro Pemerintahan Provinsi Sulut Jemmy Kumendong mengatakan, Mentan sudah diperiksa melalui rapid test saat akan berangkat dari Jakarta menuju Manado.
“Juga seluruh rombongan yang datang dengan pesawat pribadi, sudah diperiksa,” ujarnya.
Dalam agenda di Manado dan Minahasa Utara itu, lanjut Kumendong, semua mengikuti protokol Covid-19. Karena akan jadi preseden buruk jika pemerintah malah tidak menerapkan itu.
“Tidak ada seremonial, tidak ada pidato, menerapkan social distancing, sampai rombongan kembali ke Jakarta,” ujar Kumendong.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Simak juga video pilihan berikut:
Sulut Tetap Ekspor Pala Saat Pandemi Covid-19
Agenda Mentan yaitu penanaman kedelai dalam rangka menyukseskan program pengembangan kedelai nasional. Acara yang dihadiri Gubernur Sulut Olly Dondokambey dilaksanakan di Desa Tontalete, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, Selasa 21 April 2020.
“Kita menghadapi tantangan besar di negeri ini, medical solution menjadi bagian tetapi food security rakyat menjadi sesuatu yang penting,” ujar Yasin.
Dia mengatakan, Sulut ini memberi contoh bagaimana mengelola potensi pertanian karena ada ratusan ribu hektar yang bisa dimanfaatkan sebagai lumbung pangan.
“Kita tidak boleh tergantung pada impor,” ujarnya.
Mentan juga mengaku bangga berada di Sulut ini karena ternyata mengekspor pala ke Amerika dan negara di Eropa.
“Ada dua negara yang agak pending karena lockdown hanya Italia dan India,” ujarnya.
Gubernur Sulut mengapresiasi dukungan Mentan dalam pengembangan sektor pertanian Sulut. Dia mengatakan, dalam kondisi pandemi Covid-19 yang juga harus diperkuat adalah pangan.
“Supaya apabila terjadi hal-hal yang kita tidak inginkan, Sulut punya cadangan pangan,” ujar gubernur.
Olly berharap Kementerian Pertanian dapat membantu penyediaan bibit tanaman pangan di Sulut untuk mengolah lahan tidur menjadi lahan produktif.
“Mudah-mudahan kita dapat juga bantuan bibit jagung dan bantuan bibit padi dari Mentan karena banyak sekali masyarakat kembali bercocok tanam,” ujarnya.
Advertisement