Liputan6.com, Pulau Seribu - Deretan pulau-pulau menghampar tenang di kawasan Kepulauan Seribu. Kapal-kapal nelayan pun hanya sandar di dermaga pulau. Hampir tak ada aktivitas, apalagi keramaian. Jejak-jejak kaki wisatawan di bibir pantai pun seolah terhapus buih pantai di masa pagebluk Covid-19.
Pagi itu, Selasa (21/4/2020) sebuah kapal modern menyusuri gugusan pulau-pulau di Kepulauan Seribu. Kapal itu bernama Trans Seribu. Saat itu matahari mengintip di balik awan biru.
Baca Juga
Langit cerah dan ombak yang tenang seolah menjadi magnet puluhan penumpang kapal untuk melihat pemandangan pulau. Baik dari bangku penumpang ataupun di atas dek kapal.
Advertisement
Sarapan nasi uduk dengan lauk ikan bakar menjadikan suasana pagi tambah hangat. Ungkapan rasa syukur pun terucap ribuan kali dalam hati.
Hampir di tiap dermaga Pulau di Kepulauan Seribu kapal itu bermanuver, mengenalkan diri sebagai moda transportasi yang aman dan nyaman.
Kapal pun akhirnya tiba di Pulau Sebira, pulau yang disebut wilayah terujung dari kawasan Pulau Seribu. Biasanya butuh waktu 6 sampai 7 jam untuk tiba disana dengan kapal kayu. Tapi pagi ini, waktu tempuh hanya 1 jam dari Pulau Pramuka atau sekitar 2,5 jam dari Dermaga Kali Adem.
Kabarnya, pulau seluas 8,8 hektar ini didiami kurang lebih 500 jiwa. Pulau Sebira berada di bagian paling Utara Pulau Seribu. Pulau Sebira juga dikenal 'Sang Jaga Utara' karena keberadaan mercusuar Noord Wachter. Tapi mercusuar itu sudah tak beroperasi. Meski begitu, pengunjung dapat meminta izin untuk menaiki mercusuar yang dibangun pada tahun 1969 ini untuk melihat pulau Sebira dari ketinggian.
Tapi kapal tak bersandar, lantaran aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terkait pencegahan penyebaran Covid-19.
Namun bukan soal, sambutan hangat para warga di Pulau Sebira sudah menghapus dahaga puluhan penumpang uji layar dan kru kapal. Belum lagi pemandangan air laut berwarna hijau yang seolah mengajak penumpang ingin berenang dan melihat kecantikan bawah laut.
Warga melambaikan tangan, melompat dan berteriak dengan muka gembira, berharap kapal Trans Seribu bisa segera beroperasi.
"Intinya kami menyambut baik kehadiran Trans Seribu nantinya bisa melayani kami. Dan semoga adanya Trans Seribu ini bisa mengangkat kunjungan atau pariwisata di Pulau Sebira dan Pulau Seribu lainnya," ujar Aly Kurniawan, Ketua RW 03 Kelurahan Pulau Harapan.
<p><strong>**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan <a href="https://www.liputan6.com/donasi/177995/sembuhdaricorona" target="_blank" rel="nofollow">klik tautan ini</a>.</strong></p>
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Uji Layar Trans Seribu
Konseptor Trans Seribu, Nana Suryana mengatakan, uji layar ini sekaligus sebagai komitmen kami untuk menyediakan moda transportasi yang aman untuk masyarakat Kepulauan Seribu.
Dia menuturkan, respon masyarakat juga sangat antusias dengan kehadiran Trans Seribu. Dan semoga jadi awal yang baik.
"Komitmen kami menghadirkan transportasi modern yang aman namun murah. Dan kami juga merevitalisasi kapal-kapal tradisional menjadi kapal angkut barang yang mensuplai kebutuhan masyarakat," kata Nana.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Trans Seribu, Subhan Nur Ali menambahkan, pihaknya memastikan akan membuka layanan dua kali dalam sehari ke Pulau Sebira. Hal ini tidak lain untuk membantu warga sekaligus menunjukkan potensi wisata di seluruh pulau di Kepulauan Seribu.
"Ini pemberdayaan ekonomi. Seperti Pulau Lancang dan Sebira, istilah warga pulau ke darat nggak perlu lagi menginap tapi bisa pulang pergi," imbuh dia.
Nahkoda kapal, Kapten Amin menuturkan, Trans Seribu mumpuni untuk menempuh perjalanan jauh seperti ke Pulau Sebira. Didukung dengan 6 mesin berkapasitas cukup besar, Trans Seribu juga mampu memangkas jarak tempuh.
"Ya penumpang bisa nyaman dan tidak mabuk laut karena guncangan kapal tidak terasa. Selain itu jika cuaca baik, jarak tempuh ke pulau-pulau bisa ditempuh dengan waktu hanya sekitar 40 menit," ujar dia.
Advertisement