Sukses

Padat Merayap Berburu Takjil di Tengah Kepungan Corona

PDP dan ODP Aceh terus meningkat dari hari ke hari, namun keramaian tetap terlihat di sejumlah titik penjualan takjil di Aceh, simak beritanya:

Liputan6.com, Aceh - Suasana awal puasa di Provinsi Aceh tidak banyak berubah. Kendati masyarakat di Serambi Makkah juga dibayang-bayangi virus Corona Covid-19 —di mana angka kasus semakin meningkat dari hari ke hari—, keramaian masih terlihat di beberapa titik penjualan takjil.

Salah satunya di kawasan pasar Kecamatan Ulee Kareng, Kota Madya Banda Aceh. Di tempat itu, para pedagang takjil musiman tampak mendirikan lapak-lapak dagangannya di sisi kiri dan kanan jalan.

Rata-rata lapak didirikan secara sederhana bermodalkan meja atau gerobak. Para pedagang tersebut turut mengisi sejumlah tempat yang sebenarnya merupakan halaman depan dari rumah toko milik warga setempat.

Takjil yang dijajakan pun beragam. Umumnya adalah minuman segar serta ragam jenis kue basah hingga makanan siap saji seperti mi dan lauk.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Padat Merayap

Lalu lintas padat merayap mulai dari persimpangan menuju ke kawasan pasar. Lalu lintas saat itu dipenuhi oleh para pengendara roda dua dan empat, kendati beberapa di antaranya memilih untuk berjalan kaki.

Suasana seperti ini sebenarnya agak riskan mengingat pentingnya pemberlakuan segala hal yang berkaitan dengan upaya meminimalisi paparan virus yang telah merenggut puluhan ribu jiwa di dunia.

Namun, seorang pedagang mengaku tidak dapat berbuat banyak dan ia bagai makan buah simalakama dalam situasi seperti ini. Jika tidak berjualan, "Kompor di rumahnya tidak akan berasap," demikian dalihnya.

"Mau bagaimana lagi bang? Siapa mau tanggung persiapan puasa dan lebaran keluarga saya?" ketus pedagang es campur itu, di sela-sela kesibukannya melayani pembeli, Jumat sore (24/04/2020).

Yanti, seorang warga yang sedang sibuk melihat-lihat kue di dalam bufet, mengatakan bahwa mau tidak mau ia mesti keluar rumah demi membeli jajanan buat berbuka puasa untuk keluarganya dengan segala kemungkinan risiko.

Perempuan yang baru menikah setahun itu mengaku hanya bermodal sebotol hand sanitizer yang memang selalu dibawanya ke mana-mana selain masker.

3 dari 3 halaman

Tak Cukup Masker

"Takut sih takut, siapa juga yang tidak takut. Tapi, entahlah, maaf kalau agak berlebihan, tapi, kalau puasa ya suasananya mesti gini. Sedih juga bulan puasa ini kok ya kita diserang virus," ujarnya.

Kebanyakan para pedagang dan pembeli yang datang ke pasar tersebut rata-rata mengenakan masker. Namun, menurut Rudi, seorang warga yang mengaku datang ke pasar itu dengan tujuan jalan-jalan atau disebutnya ngabuburit saja, menilai kalau masker saja belum cukup karena penularan virus berkode SARS-CoV-2 itu melalui beberapa medium.

"Saat mengambil dan memberi uang, saat ambil kantong berisi takjil, dan lainnya. Jadi, yang berwenang harus mau rugi, buat sosialisasi, dan taruh pencuci tangan di keramaian, jangan hanya sosialisasi masker. Banyak yang awam yang mengira pakai masker cukup. Kalau ada satu saja di antara pedagang atau pembeli yang positif, lalu?" kata Rudi.

Sebagai informasi, di laman resmi Pemerintah Aceh disebutkan bahwa jumlah orang dalam pemantauan (ODP) saat ini berada di angka 1.757. Sementara sehari lalu 1.729.

Rinciannya 287 masih dalam proses pemantauan, 1.460 selesai pemantauan. PDP berjumlah 79 sementara sehari lalu 73, dengan rincian 11 dirawat, 67 dinyatakan sehat dan diperbolehkan pulang, satu meninggal dunia.

Sementara itu, pasien yang dinyatakan positif terpapar Corona Covid-19 tersebut berjumlah delapan orang, sementara sehari lalu tujuh orang. Rinciannya, empat orang dirawat di rumah sakit, empat sembuh, dan satu orang meninggal.