Sukses

Usai 'Maniliak' Bulan, Jemaah Tarekat Sattariyah Puasa Mulai Sabtu 25 April

'Maniliak' bulan dilakukan jemaah di sejumlah tempat, seperti di Pantai Ulakan Padang Pariaman dan Koto Tuo Agam. Dari hasil melihat hilal itu mereka menetapkan puasa jatuh pada esok hari.

Liputan6.com, Padang Pariaman - Jemaah Tarekat Sattariyah di Sumatera Barat mulai melaksanakan ibadah puasa pada esok hari, Sabtu 25 April 2020. Sore tadi sejumlah jemaah sudah melaksanakan 'maniliak' atau memantau hilal dengan mata telanjang untuk menentukan awal Ramadan 1441 Hijriah.

Maniliak bulan dilakukan jemaah di sejumlah tempat, seperti di Pantai Ulakan Padang Pariaman dan Koto Tuo Agam. Dari hasil melihat hilal itu mereka menetapkan puasa jatuh pada esok hari.

"Berdasarkan perhitungan, hari ini kami melaksanakan maniliak bulan," kata Qadi Ulakan Ali Imran Kepada Liputan6.com, Jumat (24/4/2020).

Ali memaparkan penentuan waktu 'maniliak' tarikat Satariyah berdasarkan penghitungan hisab takwim khamsiah yaitu diambil dari huruf tahun dan dijumlahkan dengan huruf bulan.

Huruf tahun sekarang yaitu 'ha' sedangkan huruf bulan juga 'ha' maka 1 Ramadan 1441 Hijriah jatuh pada Sabtu besok.

"Biasanya untuk melihat bulan jemaah berbondong-bondong ikut ke tepi pantai, namun saat wabah corona melanda tadi hanya diwakilkan sejumlah orang," katanya.

Ulakan Tapakis menjadi pusat awal berkembangnya ajaran Sattariyah, syekh Burhanuddin menjadi ulama besar tarekat itu.

Ali menyampaikan bagi jamaah Tarekat Satariyah yang tetap melaksanakan salat tarawih berjemaah, diminta agar menjaga jarak saat salat serta tidak berlama di masjid guna meminimalisasi penyebaran virus corona Covid-19.

"Jika sakit atau tidak enak badan maka jangan paksakan salat tarawih berjamaah," sebutnya.

Sementara, salah seorang jemaah Tarekat Sattariyah di Kabupaten Agam, Yulia Gustina (28) menyebut malam ini sudah dimulai salat tarawih setelah diumumkan bahwa awal Ramadan jatuh pada Sabtu besok.

"Di Agam tadi sudah dilakukan melihat hilal di Koto Tuo," ujarnya.

Ia menyebut terkait perbedaan penentuan awal Ramadan dengan beberapa pihak merupakan hal yang wajar. Hal itu dikatakannya bagian dari kekayaan pemikiran dalam menjalankan keyakinan.

Saksikan juga video pilihan berikut ini: