Sukses

Gula Pasir Mendadak Langka di Ternate pada Awal Ramadan

Pembatasan pasokan bahan pokok ke wilayah Maluku Utara saat pandemi Covid-19 turut menyebabkan kekosongan gula pasir pada gudang bulog dan distributor di wilayah Ternate.

Liputan6.com, Ternate - Persediaan gula pasir di Ternate, Maluku Utara kosong. Harga gula di pasaran pusat kota itu pun naik tajam hingga menembus di atas Rp 22.000 per kilogram. Kondisi ini mulai terjadi semenjak Covid-19 mewabah sehingga menghambat pasokan bahan pokok tersebut.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan atau Disperindag Kota Ternate, Hasyim Yusuf menyatakan, kekosongan gula pasir karena terbatasnya pasokan dari luar Maluku Utara.

Ia menyatakan, rata-rata pasokan gula ke wilayah tersebut didatangkan dari Surabaya dan Makassar. 

“Untuk pasokan dari Surabaya dan Makassar saat ini masih terbatas,” ucap Hasyim, kepada Liputan6.com, Jumat, 24 April 2020.

Hasyim menjelaskan, kebutuhan gula di Kota Ternate sangat tinggi saat memasuki bulan puasa Ramadan 1441 Hijriah.

"Ditambah dengan pembatasan pasokan bahan tersebut saat pandemi virus Corona Covid-19 ini, sehingga menyebabkan kekosongan pada gudang bulog di Ternate," lanjut Hasyim.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Beriku Ini:

2 dari 2 halaman

Persediaan Beras Masih Aman

Hasyim mengatakan khusus persediaan beras di Bulog Kota Ternate masih aman. Hasyim menyatakan, persediaan ini bisa memenuhi kebutuhan hingga satu bulan kedepan.

“Dengan persediaan yang ada saat ini bisa memenuhi kebutuhan masyarakat hingga lebaran, bahkan hingga selesai Lebaran Idul Fitri 1441 Hijriah,” ujar Hasyim.

Ia mengaku, persediaan beras tersebut juga terdapat di agen dan distributor beras Ternate.

Hasyim mengimbau, kepada pihak distributor maupun agen dan pedagang bahan pokok tersebut untuk tidak memberatkan warga masyarakat saat musim pandemi Covid-19 ini.

Kitorang (kami) terus mengingatkan agar dorang (mereka) jangan terlalu menaikkan harga kebutuhan pokok ini hingga memberatkan warga masyarakat,” tutup Hasyim.