Liputan6.com, Solo - Ratusan warga menyerbu operasi pasar gula yang digelar pada awal Ramadan di Pasar Gede, Solo, Sabtu, 25 April 2020. Operasi pasar yang digelar Satgas Pangan Jawa Tengah, Dinas Perindustian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah dan PT Industri Gula Nusantara Kendal itu bertujuan untuk menurunkan harga gula pasir yang melambung di pasaran.
Antrean warga yang ingin membeli gula pasir dengan harga murah Rp12.500 per kilogram itu terlihat memanjang. Meski demikian, protokol physical distancing tetap diterapkan saat warga mengantre untuk membeli gula dalam operasi pasar itu. Pembatasan jarak itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, warga yang tidak memakai masker juga dilarang masuk dalam antrean untuk membeli gula murah. Bahkan, sebelum transaksi pembelian warga diminta menggunakan hand sanitizer yang telah disediakan petugas.
Kepala Seksi Pengembangan Pasar dan Usaha Dagang Kecil dan Menengah Disperindag Jawa Tengah, Ido Ibrahim mengatakan operasi pasar gula putih baru pertama kali dilakukan di Solo. Pasalnya, harga gula akhir-akhir ini melambung cukup tinggi hingga sampai Rp20 ribu per kilogram.
"Harapan kami setelah ada operasi pasar, harga gula dalam waktu dekat bisa turun hingga maksimal HET (harga eceran tertinggi)Â Rp12.500 seperti saat ini," kata dia di Pasar Gede, Solo, Sabtu, 25 April 2020.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Operasi Pasar Semua Wilayah Jawa Tengah
Operasi pasar gula akan digelar di sejumlah kota di Jawa Tengah. Setelah Solo, rencananya dalam waktu dekat operasi pasar serupa akan digelar di Semarang. Operasi pasar tersebut akan digelar hingga mendekati Lebaran mendatang.Â
"Sampai Idul Fitri operasi pasar gula akan rata di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah,"Â dia beraharap.
Dalam operasi pasar gula di Solo, jumlah gula disediakan mencapai tiga ton. Hanya saja bagi warga yang akan membeli gula tersebut dibatasi maksimal dua kilogram. Sedangkan untuk menghindari warga kembali membeli, salah satu jari wajib dicelupkan ke dalam tinta untuk menandai telah membeli gula dalam operasi pasar itu.
"Tidak boleh membeli lebih dari batas yang telah ditentukan, karena ini memang dibatasi pembeliannya," ujarnya.
Lantas adanya pandemi Corona Covid-19, Ido pun mengungkapkan pihaknya memberlakukan protokol Covid-19 secara tegas. Masing-masing antrean antrean warga yang membeli diberi jarak satu meter.
"Memang antusiasme begitu banyak, mau tidak mau antrean pun berjarak dan ada hand sanitizer di meja penjualan serta stempel di tangan seperti pemilu," ucapnya.
Advertisement
Potong Jalur Distribusi
Sementara itu, Direktur Operasional PT Industri Gula Nusantara, Teuku Banta mengatakan operasi pasar itu dilakukan agar warga dapat membeli gula dengan harga murah.
Caranya dengan memotong jalur distribusi gula, dari produsen langsung masuk ke pasar-pasar dengan harga jual sesuai HET Rp12.500 per kilogram.
"Jadi ini semata-mata untuk membantu karena kondisi harga gula yang tinggi dan juga ada Covid. Operasi pasar dilakukan hingga mendekati Idul Fitri, tapi kalau situasi masih diperlukan, operasi pasar akan terus berlanjut," ucapnya.
Terpisah, salah satu warga, Elen Puspitasari mengatakan adanya operasi pasar gula yang digelar ini cukup membantu karena harga jualnya cukup murah Rp12.500 per kilogram. Padahal harga gula di pasaran saat ini terpaut cukup tinggi dengan harga gula yang dibanderol dalam operasi pasar ini.
"Ini beli dua kilogram saja harganya cuma Rp25 ribu, sedangkan di warung-warung harga gula pasir mencapai Rp19 ribu - Rp20 ribu per kilogram,"Â kata Elen.