Sukses

Duka Nenek Kehilangan Cucu dalam Tragedi Kebakaran di Awal Ramadan

Nenek masih di sungai, sekitar pukul 05.30 Wita, tiba-tiba gubuk tempat tidur korban kebakaran. Kobaran api pertama kali pertama dilihat sang ayah, yang pada saat itu merasakan hawa panas

Liputan6.com, Dompu - Duka dan sedih sekaligus menyelimuti seorang nenek dan ayah di Dompu, Nusa Tenggara Barat, pada hari pertama menjalani ibadah puasa Ramadhan 1441 H. Sang cucu, Muhammad Akbar (7 th), tewas terbakar sebelum menyantap makanan buatan neneknya di hari pertama makan sahur.

Ceritanya, pagi buta menjelang makan sahur di hari pertama dimulainya ibadah puasa Ramadan, Jum'at, (24/04/2020), nenek Jahara, Akbar, dan ayahnya menginap di gubuk milik mereka di area persawahan So Teka Sanggere, Dusun Sorisakolo Barat, Desa Sorisakolo, Kecamatan Dompu.

Pada malam tragis itu, nenek dan korban tidur dalam satu gubuk yang sama. Sedangkan Herman ayah korban tidur terpisah di gubuk lain yang jaraknya sekitar enam meter dari gubuk korban.

Tiba lah waktunya untuk persiapan makan sahur, si nenek membangunkan korban yang sedang tidur. Namun korban yang masih dalam keadaan mengantuk menjawab, "Iya nek, saya gak sahur,".

 

Nenek pun ketika itu bergegas harus ke sungai untuk mengambil air minum dan memberitahukannya kepada korban.

Beberapa menit kemudian, di mana posisi nenek masih di sungai, sekitar pukul 05.30 Wita, tiba-tiba gubuk tempat tidur korban kebakaran. Kobaran api pertama kali pertama dilihat sang ayah, yang pada saat itu merasakan hawa panas.

Karena merasakan hawa panas di sekitar gubuk, sang ayah lalu terbangun. Saat terbangun itu lah didengarnya teriakan korban yang meminta tolong. Herman berusaha menyelamatkan korban, namun apa daya kobaran api dari gubuk sudah terlanjur besar sehingga menghanguskan gubuk dan korban yang sedang tertidur pulas.

Warga perkampungan sekitar yang mendengar kejadian itu hendak memadamkan api, namun usaha itu telat dan api sudah padam dengan sendirinya setelah melahap seisi gubuk.

Tak disangka, sepulang dari sungai, nenek Jahara melihat gubuknya sudah rata dengan tanah akibat kebakaran. Bukan soal gubuknya, yang membuat hati si nenek teriris dan berlinang air mata. Dilihatnya jasad cucu tergeletak di tanah yang sudah berubah menjadi arang. Keluarga dari Lingkungan Sawete Timur, Kelurahan Bali Satu itu sudah tak berdaya, kecuali pasrah dan mengikhlaskan kejadian.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Keterangan Polisi Soal Bocah Terbakar

Keterangan resmi Kapolres Dompu, melalui PS Paur Subbag Humas Aiptu Hujaifah dalam keterangan pers kepada wartawan menyebutkan, berdasarkan keterangan dari nenek Jahara, sebelum yang bersangkutan pergi ke Sungai untuk mengambil air minum, yang bersangkutan sempat melihat kaki korban berdekatan dengan lampu petak yang disimpan dibawah lantai gubuk tempat tidur korban. Karena melihat korban tertidur pulas, nenek Jahara pun tidak menghiraukannya.

Akibat kejadian tersebut, ayah korban mengalami kerugian materil berupa uang sekitar Rp20 juta rupiah yang disimpan di bawah kasur tempat tidur korban.

Informasi peristiwa kebakaran itu sampai di Polsek Dompu. Sekitar pukul 07.10 Wita. Anggota Polsek langsung menuju ke TKP dan mengamankannya, serta menyiram lokasi kebakaran. Penyiraman dimaksudkan untuk mendinginkan sisa bangunan yang terbakar agar korban bisa segera dievakuasi.

30 menit kemudian, Kapolsek Dompu Ipda I Kadek Suadaya Atmaja, S.sos., bersama dengan Tim INAFIS Polres Dompu tiba di lokasi kebakaran dan mengolah TKP, serta mengevakuasi korban. Olah TKP dibantu Kasat Reskrim Polres Dompu Iptu Ivan Roland Cristofel.

Tepat pukul 9 pagi waktu setempat, anggota Polsek Dompu yang dipimpin Kapolsek Dompu dan Tim INAFIS, di bawah kendali Kasat Reskrim mengevakuasi korban ke RSUD Dompu untuk dilakukan pemeriksaan. Dalam pemeriksaan itu, keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi.

Usai pemeriksaan, jenazah korban dibawa ke rumah duka di lingkungan Sawete Timur untuk proses pemakaman. Setelah pemakaman, jajaran Polres Dompu menginisiasi monitoring situasi guna menghindari isu yang tidak benar di kalangan masyarakat yang dapat menimbulkan konflik

Karena dikhawatirkan tidak tertutup kemungkinan adanya oknum yang sengaja memanfaatkan situasi dengan membuat isu bahwa kejadian kebakaran tersebut sengaja dilakukan oleh keluarga korban. Saksi dalam peristiwa tersebut yaitu ayah korban Herman Ahmad dan nenek Jahara.

"Itu yang kami jaga dan antisipasi," ujar Hujaifah.