Sukses

Dari 85 Tenaga Medis di Puskesmas Long Ikis, 67 Orang Positif Hasil Rapid Test

Sebanyak 67 dari 85 tenaga medis di Puskesmas Long Ikis, Kabupaten Paser reaktif rapid test.

Liputan6.com, Paser - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Paser Amir Faisol meralat jumlah tenaga medis di Puskesmas Long Ikis, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur yang reaktif rapid test. Jika sebelumnya disebutkan 34 dinyatakan positif, hasil sebenarnya adalah 67 tenaga medis.

Data ini bertambah seiring dengan proses pemeriksaan menggunakan alat rapid test. Sebab puskesmas itu sempat melayani soerang pasien yang kemudian ditetapkan terjangkit Covid-19.

"Jadi dari 85 tenaga medis di Puskesmas Long Ikis, yang reaktif hasil rapid test sebanyak 67 orang. Sisanya 18 tenaga medis hasilnya negatif," kata Amir dalam konferensi pers daring, Sabtu (2/5/2020).

Untuk sementara, lanjutnya, isolasi bagi tenaga medis ini dilaksanakan di Puskesmas tersebut. Karena jumlahnya yang sangat banyak, Pemerintah Kabupaten Paser sedang berkoordinasi untuk mencari tempat isolasi yang tepat.

"Sudah ada kesepakatan 67 orang ini akan diisolasi di suatu tempat yang ada di Kecamatan Long Ikis, tujuannya menghindari penularan yang lebih jauh," katanya.

Pelayanan Puskesmas Long Ikis ditutup total sejak Hari Kamis (30/4/2020) lalu. Amir menyebut, tidak mungkin pelayanan kesehatan bisa dilaksanakan jika tenaga medis yang tersedia sisa 18 orang.

Amir kembali mengingatkan, rapid test bukan penentu seseorang terjangkit Covid-19. Rapid test hanya semacam alat deteksi dini untuk pencegahan lebih cepat.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut

2 dari 2 halaman

Rapid Test Sensitif

Amir Faisol menjelaskan, rapid test yang disediakan pihaknya saat ini memang sangat sensitif. Sehingga hasilnya bisa dibilang sangat akurat.

Dia pun membandingkan dengan rapid test yang disediakan Pemerintah Provinsi Kaltim yang hanya memiliki dua parameter. Sedangkan rapid test yang disediakan pihaknya, memiliki tiga parameter.

"Kenapa jumlahnya langsung meledak, karena lebih sensitif sehingga hasilnya betul-betul luar biasa," katanya.

Amir menjelaskan, rapid test ini mengukur antibodi yang terbentuk dari perlawanan tubuh terhadap kuman dan penyakit. Masih banyak penafsiran dari hasil itu sehingga harus dilanjutkan uji swab.

"Belum tentu juga dari virus Covid-19, masih banyak virus-virus di dalam tubuh. Bisa juga influenza, bisa corona yang sebelumnya," paparnya.

Dalam situasi pandemi ini, lanjut Amir, tenaga medis termasuk kelompok paling rawan tertular bibit penyakit, termasuk virus. Sebab mereka yang langsung berhadapan dengan pasien dengan beragam gejala dan keluhan.

"Sehingga saat dilakukan uji cepat dengan alat yang sensitif, ketahuan banyak sekali yang reaktif," sebutnya.

Untuk memenuhi kekurangan tenaga medis di dua puskesmas yang ditutup sementara, Dinas Kesehatan Kabupaten Paser masih berkoordinasi untuk langkah selanjutnya. Untuk Puskesmas Long Ikis, ada kemungkinan pengiriman tenaga medis dari puskesmas lain.

Sedangkan Puskesmas Long Kali, pelayanan kesehatan kemungkinan tetap dilanjutkan meski tersisa 22 dari 52 tenaga medis. Sebab ketersediaan tenaga medis sangat penting di tengah masyarakat.