Liputan6.com, Tasikmalaya - Himbauan pemerintah pusat untuk melakukan aktivitas di dalam rumah, mulai menunjukan pengaruh positif, salah satunya pada angka kehamilan. Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat mencatat, angka kehamilan di kota Santri, naik drastis hingga dua kali lipat, selama Covid-19 berlangsung.
Ungkapan ‘Makan gak makan asal kumpul’ yang pernah dipopulerkan grup music cadas Slank, seolah memberikan kebahagian tersendiri bagi masyarakat, terutama pasangan suami istri yang berusia muda untuk memiliki keturunan.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Yuyun Darmawan mengatakan, dalam tiga bulan terakhir sejak Januari lalu, tercatat angka kehamilan perempuan di kota santri mencapai 3.219 orang.
Advertisement
Baca Juga
“Angkanya naik sekitar 105 persen jika dibanding tahun sebelumnya di tiga bulan sama yang mencapai 1.500 orangan,” katanya.
Jumlah itu merupakan angka kumulatif yang diperoleh dinas dari Puskesmas, rumah sakit bersalin dan bidan praktik di seluruh wilayah Kota Tasikmalaya, sejak himbauan aktivitas di rumah disampaikan pemerintah.
“Kebanyakan memang kehamilan terjadi pada perempuan di usia muda,” kata dia.
Menurutnya, aktivitas di dalam rumah selama Covid-19 berlangsung berperan besar pada peningkatan angka kehamilan. Rata-rata perempuan yang mengalami kehamilan selama himbauan itu berlangsung, berada di interval usia 20 – 45 tahun, atau masa subuh usia kehamilan. Mereka sengaja melepas atau mencabut alat kontrasepsi KB, dengan tujuan untuk segera mendapatkan anak atau menambah momongan baru.
“Paling banyak mereka pasangan yang baru-baru ini melangsungkan pernikahan,” kata dia.
Hasil pencatatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya sejak Januari lalu, angka positif kehamilan Januari mencapai 1.111 orang, Februari 1.106 orang dan Maret 1.002 orang.
“Jumlah paling banyak di Kecamatan Cibeureum 238 orang, Tamansari 217 orang dan Mangkubumi 244 orang,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat menambahkan, peningkatan angka kehamilan selama Covid-19 berlangsung diperkirakan belum mereda, di tengah ketidakpastian musibah itu mereda.