Sukses

Menengok Persiapan Pemkot Tanjungbalai Menjemput TKI di Malaysia

Kehidupan mereka disana sudah tidak layak karena makanan tidak ada karena tidak adanya pekerjaan.

Liputan6.com, Tanjung Balai - Pemerintah Kota (Pemkot) Tanjungbalai, Sumatera Utara (Sumut) mengaku siap menjemput warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Malaysia. Khususnya mereka yang bermukim di Tanjung Balai dan bekerja di Negeri Jiran.

Wali Kota Tanjungbalai, H.M. Syahrial mengungkapkan, kondisi warganya di Malaysia cukup memprihatinkan. Apalagi pemerintah Malaysia masih memberlakukan karantina wilayah (lockdown) untuk memutus penyebaran pandemi Covid-19.

"Kehidupan mereka disana sudah tidak layak karena makanan tidak ada karena tidak adanya pekerjaan. Mengingat di sana tengah diberlakukan karantina wilayah kan," kata Syahrial saat berbincang bersama merdeka.com.

Untuk proses penjemputan, Pemkot Tanjungbalai sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah provinsi, pemerintah pusat hingga kementerian di Malaysia.

"Kita sudah berkoordinasi dengan gubernur lalu Menaker dan Mendagri di Malaysia. Mekanisme sudah berjalan. Dalam beberapa hari ke depan akan kita jemput TKI yang merupakan warga Tanjungbalai," jelasnya.

Syahrial memastikan, penjemputan WNI yang bekerja di Malaysia akan menggunakan standar kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Termasuk melakukan karantina terhadap orang-orang yang baru datang dari negara-negara pandemi Covid-19.

"Pasti begitu tiba di Tanjungbalai akan kita karantina 14 hari. Kita dari Gugur Tugas Penanganan Covid-19 sudah menyediakan tempat karantina. Sebenarnya mekanisme ini sudah berjalan, karena ada beberapa pekerja ilegal yang pulang ke Indonesia melalui Sungai Asahan yang berakhir di Tanjungbalai. Mereka kita karantina sebelum akhirnya dijemput dari wilayahnya masing-masing," terangnya. 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Menjalani Karantina

Sejauh ini, tidak ada penolakan dari masyarakat Tanjungbalai mengenai keberadaan tempat karantina maupun kedatangan orang-orang dari negara maupun wilayah pandemi Covid-19 seperti Malaysia.

"Karena masyarakat pesisir sifat dan karakrer orangnya peduli. Jadi, kalau ada orang dari Jakarta saja mereka langsung antusias untuk melapor mulai dari kevling lalu ke lurah hingga camat dan aparat lain," ujarnya.

"Mereka akan di rapid test (uji cepat Covid-19) dan menjalani karantina 14 hari untuk melihat kondisinya. Jadi proaktif," lanjutnya.

Mengenai fasilitas kesehatan, Syahrial mengatakan, meskipun belum ada masyarakat Tanjungbalai positif Covid-19.

Tetapi, pihaknya sudah menyiapkan rumah sakit khusus untuk penanganan Covid-19. Untuk itu, penjemputan WNI yang bekerja di Malaysia siap untuk dilaksanakan.

"Mudah-mudahan dalam dua hari ini bisa beroperasi. Di dalamnya ada ruang isolasi yang bisa menampung kurang lebih 20 bed. Lalu ruang VIP untuk masyarakat yang terindikasi Covid-19. Satu ruangan satu orang," tuntasnya.