Sukses

2 Pegawai Reaktif Rapid Test, Kajari Dumai Ogah Kerja di Kantor

Dua pegawai Kejari Kota Dumai diperintahkan Kepala Kejati Riau Mia Amiati mengisolasi diri secara mandiri karena menunjukkan gejala reaktif Corona Covid-19 setelah menjalani rapid test.

Liputan6.com, Pekanbaru - Dua pegawai Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Dumai diperintahkan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau Mia Amiati mengisolasi diri secara mandiri. Keduanya diketahui menunjukkan gejala reaktif Corona Covid-19 setelah menjalani rapid test.

Menurut Mia, keduanya saat ini masih menunggu hasil uji swab di laboratorium untuk mengetahui apakah negatif ataupun positif Covid-19.

Mia menjelaskan, hasil rapid test cukup berpengaruh bagi pegawai di Kejari tersebut. Bahkan, Kepala Kejari (Kajari) di sana tidak mau bekerja di kantornya.

"Kajarinya WFH (work form home), tidak mau ke kantor lagi," kata Mia, Senin siang, 11 Mei 2020.

Untuk pegawai Kejati sendiri, Mia menyebut sudah dilakukan rapid test massal dan juga diikuti honorer. Kejari jajaran juga melakukan hal sama, bertempat di aula Kejati Riau.

"Sebelumnya juga ada Kejari lakukan rapid test, selain Dumai ada Kampar dan Indragiri Hilir, ini instruksi Kejaksaan Agung," ucap Mia.

Mia menyebut ada sekitar 944 pegawai dan honorer yang ikut rapid test. Kegiatan ini dibantu Dinas Kesehatan Provinsi Riau seperti tenaga medis, tisu alkohol dan alat mengeluarkan darah.

"Kalau alat utamanya Kejati sudah ada, makanya perlu dibantu," kata Mia.

Mia menyatakan, rapid test hanya mendeteksi gejala reaktif terhadap Covid-19, bukan hasil akhir. Kegiatan ini semata-mata sebagai deteksi dini agar pegawai bisa bekerja dengan tenang.

Mia mengakui, pandemi Covid-19 membuat pola hubungan kerja berubah. Satu sama lain saling curiga, terutama jika ada yang demam, batuk, dan bersin-bersin.

"Ada psikis yang berubah, dengar orang batuk dan bersin pada lari, ingatnya cuma corona. Dengan tes ini bisa nyaman dan terdeteksi," kata Mia.

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Rapid Test Bukan Penentu

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir menyebut kegiatan ini mendukung program pemerintah untuk memasifkan tes massal.

"Kami membantu SDM dan alat penunjang," kata Mimi.

Mimi menegaskan, rapid test bukanlah penentu tapi hanya melihat seseorang reaktif terhadap Covid-19. Jika ada yang reaktif, maka perlu dilakukan PCR swab untuk menentukan positif atau tidak.

"Tentunya selama menunggu hasil swab, diisolasi terlebih dahulu," ucap Mimi.

Mimi menjelaskan, menunggu hasil swab saat ini di Riau tidak seperti dulu lagi. Pasalnya, saat ini di Pekanbaru sudah ada laboratorium biomolekuler sehingga sampel tidak dikirim ke Jakarta lagi.

Laboratorium ini diprioritaskan bagi pasien dalam pengawasan. Selanjutnya bagi orang dalam pemantauan sehingga penanganan pasien Covid-19 di Riau lebih cepat dari sebelumnya.