Liputan6.com, Samarinda - Dahulu kala, Bentangan Karst Sangkulirang-Mangkalihat, adalah medan pertarungan antara peneliti dan pemburu rente, antara petualang dan pembalak hutan, juga antara masyarakat adat dan pemburu satwa. Kini, gugusan bebatuan karbonat itu mulai memikat wisatawan. Menawarkan konservasi ekosistem esensial, sebagai koridor kehidupan liar.
Sejak izin pabrik semen berlabuh, Gugusan Karst Sangkulirang-Mangkalihat yang membentang dari Kabupaten Kutai Timur hingga Kabupaten Berau, terancam eksploitasi masal. Beragam aksi penolakan gencar dilakukan.
Mahasiswa dan pegiat lingkungan, keras menolak adanya investasi tambang di sana. Naas, izin sudah legal. Sekarang, satu-satunya cara menjaga gugusan karst itu adalah dengan menggelontorkan investasi hijau, dan membentuk kawasan konservasi pendidikan alam.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Berau Pantai, Hamzah, menyodorkan Rancangan Rencana Induk Pengelolaan Kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat. Dia mengatakan, Karst Sangkulirang Mangkalihat adalah sumber mineral, yang berpotensi ekonomi besar, namun terancam eksploitasi hutan dan mineral.
“Bebatuan gamping di sana, sangat menarik untuk dijadikan usaha pertambangan. Satu izin perusahaan semen sudah ada ada. Sekarang, kita harus menjaga kawasan itu agar menjadi rimba gugusan karst yang terlindungi,” katanya.
Menurut Data Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kaltim, bentang alam Karst Sangkulirang-Mangkalihat diisi 110 izin perkebunan, 40 konsesi kehutanan, 26 pertambangan batu bara, dan 16 izin tambang batu gamping. Jika izin-izin itu keluar, maka beragam ancaman perusakan lingkungan terjadi secara nyata. Salah satunya adalah rusaknya sumber air baku di dua kabupaten dan rusaaknya situs sejarah purbakala cap tangan cadas yang ada di goa-goa karst Sangkulirang-Mangkalihat.
“Yang paling dikenal dari karst sangkulirang mangkalihat adalah situs sejarah purbakala cap tangan manusia purba. Kalau karst rusak, tidak menutup kemungkinan gambar-gambar itu juga akan hilang,” sebutnya.
Dijelaskan Hamzah, bentang alam karst merupakan salah satu bentang lahan yang unik dari sisi geologis maupun hidrologis. Memiliki luas sekitar 2.465.318 hektar, kawasan tersebut terdiri dari beberapa blok karst utama. Seperti Blok Suaran, Merabu-Kulat, Batu Onyen, Gergaji, Sekerat, Tutunambo-Nyere, Tabalar-Domaring, dan Mangkalihat. Setiap blok karst di kawasan itu, memiliki keunikan geomorfologi yang berbeda. Secara umum terdapat tiga tipe karst yang berkembang di kawasan karst Sangkulirang-Mangkalihat, yaitu tipe karst labirin, menara, dan conical.
“Tidak hanya itu, bentangan alam itu juga memiliki nilai-nilai penting berbasis alam dan budaya. Sehingga harus pelihara dan dimanfaatkan dengan memperhatikan aspek kelestariannya. Salah satu upaya yang bisa ditempuh adalah pengembangan dilakukan dengan investasi hijau dan berkelanjutan,” ujarnya.
Nilai-nilai yang terkandung, lanjut dia, adalah nilai penting geodiversitas, nilai penting hidrologi, nilai penting karbon, nilai penting budaya dan nilai penting biodiversitas. Menurutnya, nilai-nilai itu telah diusulkan Pemerintah Indonesia agar UNESCO menjadikan Karst Sangkulirang-Mangkalihat sebagai salah satu warisan dunia.
“Siapapun yang melihat bentangan alam itu, tidak mungkin tidak jatuh cinta. Di lihat dari atar, bentangan itu membentuk surga di tengah rimba. Betapa beruntungnya Kalimantan Timur, sebagai pemiliknya,” ujar Hamzah.
Simak juga video pilihan berikut
Cagar Alam dan Tandon Air Raksasa
Kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat, merupakan tangki air raksasa yang menyimpan sumberdaya air sangat besar. Air yang tersimpan di bawah permukaan kawasan itu membentuk tandon-tandon rahasi, yang mengalir cepat melalui saluran besar ke dalam saluran sungai bawah tanah dan keluar ke mataair.
Hamzah menyebut, simpanan air tersebut merupakan cadangan air yang sangat besar, yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan air baik untuk saat ini maupun masa yang akan datang.
Pemerhati Sosial Lingkungan Kaltim, Niel Makinuddin, mengatakan kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat sangat berperan dalam menyimpan air di wilayah Kabupaten Kutim dan Berau.
Rusaknya ekositem karst Sangkulirang Mangkalihat dapat meningkatkan erosi yang salah satunya akan berdampak terhadap kelestarian mangrove, padang lamun serta terumbu karang.
“Keutuhan ekosistem bentangan karst itu menjamin kesinambungan kehidupan di dua kabupaten. Dengan pengelolaan dan pengaturan yang baik, kawasan ini menghasilkan manfaat di segala sektor,” katanya.
Alasan mengapa Karst itu penting, kata Niel, karena mempunyai banyak keunikan bentang alam. Menyimpan banyak potensi yang belum tergali, baik fisiologi, morfologi batuannya, keanekaragaman hayatinya dan keunikan sosial budaya masyarakatnya. Karst juga merupakan tandon air raksasa.
Menopang kehidupan jutaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain itu, memiliki nilai sejarah peninggalan prasejarah, yang berpotensial berkembang menjadi tujuan wisata besar.
Diketahui, beberapa penelitian mengungkap karst menjadi rumah dari hewan-hewan langka seperti macan kumbang kalimantan dan orangutan. Terdapat pula spesies-spesies baru seperti kepiting, ikan tanpa mata, udang-udangan dan serangga didalam gua-gua yang berada di dalam karst.
“Konsekuensi dari sebuah kawasan lindung, maka kawasan karst sangkulirang-mangkalihat perlu mendapat perlindungan khusus, mengingat kawasan ini mempunyai sejumlah potensi ancaman yang sangat mengkhawatirkan, seperti ilegal logging, pembukaan hutan, pencari harta karun, hilangnya gambar prasejarah, kebakaran hutan, kegiatan tambang batu bara atau kegitan pabrik semen,” jelasnya.
Advertisement
Intervensi Investasi Hijau di Kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat
Direktur Eksekutif Yayasan Kehati, Riki Frindos, menjelaskan investasi hijau atau berkelanjutan menunjukkan perkembangan luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Investasi hijau dinilai sebagai genre investasi dengan pertumbuhan paling pesat di pasar modal di berbagai belahan dunia, terutama di negara-negara maju.
“Investasi berkelanjutan, adalah proses investasi yang mengindahkan aspek-aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik,” sebutnya.
Menurutnya, Yayasan KEHATI telah menjalin aliansi strategis dengan berbagai pihak yakni pemerintah, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat secara luas.
Yayasan KEHATI juga menjadi jembatan untuk memfasilitasi interaksi antara para pihak yang memiliki peran dan kepentingan yang berbeda, antara masyarakat, gerakan pelestarian lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati, dan kalangan dunia usaha.
Untuk merangkul dan menciptakan wadah bagi dunia usaha agar dapat turut serta pada upaya pelestarian keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan.