Liputan6.com, Sigi - Banjir lumpur yang menerjang Desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi juga menerjang dan merusak lahan pertanian yang jadi sumber ekonomi warga. Tercatat puluhan hektare rusak akibat musibah tersebut.
Dampak banjir bandang yang membawa serta material lumpur, pasir, dan batu di Desa Poi Kabupaten Sigi, yang terjadi pada Jumat (15/5/2020) lalu, juga memporak-porandakan lahan pertanian dan perkebunan warga.
Di lahan yang rusak itu terdapat kebun kelapa, jagung, kakao serta jenis tanaman hortikultura yang selama ini menopang perekonomian warga. Lumpur setinggi lebih dari 50 cm yang menimbun area perkebunan warga itu akhirnya memupus keinginan warga untuk menikmati hasil panen.
Advertisement
“Kebun saya tepat di aliran lumpur. Terpaksa harus mencari lahan baru untuk digarap,” Kata seorang warga Desa Poi, Makmur, Sabtu (16/5/2020).
Baca Juga
Berdasarkan pendataan yang dilakukan Pemerintah Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, di desa langganan banjir itu sebanyak 20 hektar lahan pertanian telah tertimbun lumpur sebagian besar tidak lagi bisa digunakan.
Ancaman juga belum berhenti sampai di situ. Camat Dolo Selatan, Jalil mengungkapkan, Desa Poi masih berpotensi dilanda musibah serupa karena adanya gunung dengan kandungan material batu dan pasir di belakang desa yang sudah labil, yang jika hujan deras akan luber ke desa.
“Timbunan lumpur ini terus terakumulasi dari banjir-banjir sebelumnya. Lambat laun tanaman dikebun warga yang terdampak akan mati,” ungkap Jalil kepada Liputan6.com di Desa Poi, Sabtu (16/5/2020).
Banjir lumpur yang menerjang Desa Poi sendiri juga menimbun 45 rumah warga, bahkan 5 di antaranya tenggelam seluruhnya. Pemerintah Kecamatan setempat bersama Pemkab Sigi saat ini tengah berupaya mencarikan solusi bagi warga yang terdampak.
Warga yang masih bertahan di desa tersebut juga diminta untuk selalu waspada terutama jika terjadi hujan yang meningkatkan potensi musibah serupa terjadi.