Sukses

Drama Ramadan Sahabuddin, Sang Penderita Kusta

Seorang penderita kusta di Polman, Sulawesi Barat harus hidup sebatang kara karena setelah dikucilkan oleh keluarganya akibat penyakit yang dideritanya

Liputan6.com, Polman Sahabuddin (30) warga Desa Tonyamang, Kecamatan Binuang, Polman, Sulwesi Barat harus hidup sebatangkara karena penyakit kusta yang ia derita. Ia dikucilkan oleh keluarganya, sehingga ia mengasingkan diri di gubuk yang tak layak huni sebagai tempat tinggalnya. 

Kisah Sahabuddin viral setelah fotonya dibagikan akun Facebook Polman Update, kemudian oleh Ustadz Zulfikar Syam (33) dari komunitas berbagi Lima Ma'asayangngi mengunjungi kediaman Sahabuddin secara langsung dan membagikan foto dan video yang memperlihatkan keadaan dari pria yang berusia 30 tahun itu. 

Foto dan video yang dibagikan oleh Zulfikar mengundang rasa simpatik yang besar dari warganet. Banyak yang memberikan bantuan kepada Sahabuddin melalui komunitas yang dipimpin oleh Zulfikar setelah kisahnya dibagikan berulangkali oleh warganet. 

"Sudah 3 tahun ia menderita kusta, Ia dikucilkan karena takut penyakit kustanya itu akan menular. Kondisinya sudah sangat memprihatinkan, kaki sudah membusuk, badan-badannya sudah melepuh semua," kata Zulfikar saat dihubungi Liputan6.com, Senin (18/05/2020).

Zulkifli menambahkan, saat ini Sahabuddin menempati sebuah rumah kayu yang tak layak huni, dimana atapnya sudah bocor dibanyak tempat, ia sering kehujanan ketika musim hujan tiba. Apa lagi, rumah itu tidak memiliki jamban, sehingga, saat Sahabuddin ingin membuang kotoran ia hanya menggunakan kantong pelastik. 

"Rumah yang ia tempati milik orang lain, yang dibagun kemudian ditinggalkan. Itu pun dia sudah berkali-kali berpindah tempat, awalnya ia dibagunkan rumah di suatu tempat namun karena tanahnya laku ia pun pindah, kemudian laku lagi, pindah lagi, ini sudah ketiga kalinya ia pindah," terang Zulfikar. 

Zulfikar menceritakan, ayah kandung Sahabuddin sudah meninggal dunia, sementara ibunya masih hidup, namun sudah menikah lagi, ia pun sibuk mengurus keluarga barunya. Ia memiliki seorang istri, namun saat ini sedang mengadu nasib negeri orang. 

"Istri pertamanya sudah meninggal. Ada 1 anaknya, saat ini sama neneknya. Ada lagi istri keduanya, tapi karena kesulitan ekonomi, ia jadi TKW di Arab Saudi," jelas Zulfikar. 

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, menurut Zulfikar, Sahabuddin mengharapkan belas kasih dari warga sekitar. Namun, selama ini ia kebanyakan, terpaksa harus menahan lapar, hingga badannya kini sangat kurus. 

"Dari hasil donatur kami sudah berikan sembako, pakaian, surung dan uang. Kami juga belikan handphone untuknya," kata Zulfikar.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Biaya Pengobatan

Menurut Zulfikar pada Minggu (17/05/2020) kemarin, Gubernur Sulawesi Barat bersama sejumlah Forkopimda datang melihat langsung kondisi Sahabuddin. Bahkan, Sang Gubernur siap untuk memanggung seluruh biaya pengobatan Sahabuddin. 

"Insya Allah, Selasa besok ia akan dirujuk ke Makassar untuk menjalani perawatan atas bantuan dari Gubernur," ujar Zulfikar. 

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar saat ia mengunjungi Sahabuddin langsung menanyakan statusnya kepada pemerintah setempat. Ternyata, Sahabuddin tidak memiliki BPJS Kesehatan maupun Kartu Indonesia Sehat (KIS), sehingga ia tak bisa menjalani perawatan di rumah sakit. 

"Sahabuddin harus segera dibawa ke Makassar untuk menjalani pengobatan. Untuk biaya pengobatan akan saya penuhi," kata Ali Baal Masdar dihadapan Sahabuddin. 

Bahkan, Ali Baal menyatakan, akan menanggung seluruh biaya pengobatan Sahabuddin secara pribadi. Ia juga menyerahkan uang senilai Rp11 juta kepada keluarga yang kerap merawat Sahabuddin selama ini. 

"Terima kasih Pak Gubernur atas perhatiannya,” ucap Sahabuddin ketika mendengar secara langsung ucapan Sang Gubernur.