Liputan6.com, Kupang- Banjir bandang kembali melanda Desa Fahiluka, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, NTT, Minggu (24/5/2020). Banjir terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu dengan intensitas besar. Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun ratusan hektare sawah rusak berat dan terancam gagal panen.
Baca Juga
Advertisement
Banjir juga merendam rumah warga di desa Halibasar, desa Rabasa, desa Naikan dan desa Wehali. Selain rumah, sawah milik warga juga terendam banjir.
Joko, Warga desa Kamanasa, Kecamatan Malaka Tengah mengaku sejumlah hasil pertanian milik warga rusak akibat terendam air hujan.
"Beberapa hektare sawah terandam air banjir," katanya.
Wilem Bere, warga pemilik lahan tambak ikan di wilayah Aintasi, Malaka Tengah mengaku sejumlah lahan tambak ikan milik warga hancur akibat banjir.
"Kita mau hadapi corona atau banjir. Sungguh ini situasi yang sulit," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kabupaten Malaka, Gabriel Seran mengatakan, banjir itu akibat intesitas curah hujan yang tinggi sejak beberapa hari terakhir.
"Di beberapa titik yang parah itu karena luapan sungai Motadelek yang merendam di Halibasar, desa Rabasa," katanya.
Sesuai hasil pantuan dengan Bupati Malaka, Stefanus Bria Seran dan beberapa dinas teknis lainnya di sungai Motadelek, ternyata akses normalisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah, ada beberapa titik yang bocor, seperti di Desa Halibasar dan Desa Rabasa Kecamatan Wewiku.
"Pak bupati sudah perintahkan Kadis PUPR Malaka dan Kabid Bina Marga turunkan alat untuk tutup kebocoranitu," ujarnya.
Ia mengimbau agar warga selalu waspada. Jika curah hujan terus meningkat, warga diminta untuk mengungsi ke daerah yang aman.
"Kepala desa segera data penduduk yang terkena dampak banjir. Buatkan laporan tertulis untuk disampaikan ke camat, nanti camat sampaikan ke bupati Malaka untuk berkoordinasi dengan BPBD untuk salurkan bantuan," tandasnya.