Sragen - Seorang perawat wanita yang menjadi tim tenaga kesehatan penanggulangan dan pencegahan Covid-19 di Puskesmas Kedawung, Sragen, mendapat teror melalui pesan WhatsApp (WA) dari orang tidak dikenal.
Kapolsek Kedawung, Iptu Sutomo, mengatakan laporan terkait teror tenaga kesehatan tersebut baru sebatas aduan. Sampai sekarang, perawat berusia 50 tahun itu belum melapor secara resmi terkait teror yang diterimanya.
Polisi menyelidiki kasus teror terhadap tenaga kesehatan di Sragen yang menangani Covid-19. Meski kasus teror ini baru sebatas aduan, belum laporan, polisi langsung bergerak. Dia menegaskan polisi tidak tinggal diam menyikapi persoalan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
“Aduan itu tetap kami tindak lanjuti. Sekarang kami masih mendalami masalah ini. Kami tengah mengumpulkan keterangan sebanyak-banyaknya. Tahapnya masih penyelidikan,” papar Iptu Sutomo, Minggu (31/5/2020), dikutip Solopos.com.
Informasi yang dihimpun Solopos.com, pesan WA itu diterima perawat itu pada Jumat (29/5/2020) pagi. Orang yang meneror mengaku sebagai seorang koordinator santri di Temboro, Magetan, untuk wilayah Sragen.
Dalam pesan tersebut, tenaga kesehatan di Sragen dituding ikut berperan dalam menzalimi para santri. Dia mengaku sudah mengantongi identitas perawat tersebut dan orang-orang yang terlibat dalam penanganan Covid-19.
Peneror menyebut bahwa tenaga kesehatan di Sragen tersebut telah melakukan persekusi dan menzalimi mereka.
“Kami punya cara sendiri untuk membalas. Atos-atos njeh Bu [Hati-hati ya Bu]. Orang yang zalim pasti binasa. Kalau gak sekarang berarti besok atau lusa. Hati-hati dengan kehidupan Anda. Anda jual kami beli,” tulis dia dalam pesan WA itu.
Windu berharap pengirim pesan teror itu meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Windu menegaskan dirinya tidak akan membawa kasus itu ke jalur hukum.
“Yang penting dia mau membuat surat pernyataan tidak mengulangi itu sudah cukup. Kami tidak mungkin memenjarakan dia,” paparnya.
Teror terhadap tenaga kesehatan di Sragen ini mendapat perhatian Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo. Ganjar meminta polisi menindak tegas pelaku peneror.
Dapatkan berita menarik Solopos.com lainnya, di sini: