Sukses

Kesal Dengar Tangisan, Ayah Tiri di Pekanbaru Aniaya Bayi 18 Bulan hingga Tewas

Tim gabungan Polresta Pekanbaru dan Polsek Bukitraya menangkap pembunuh anak tiri bernama Harisman yang ditembak karena melawan saat penangkapan.

Liputan6.com, Pekanbaru - Tim gabungan Polresta Pekanbaru dan Polsek Bukitraya menangkap pembunuh anak tiri, Harisman. Ayah tiri kejam berusia 30 itu ditembak karena melawan saat penangkapan.

Peluru di kaki pembunuh bayi 18 bulan sudah dikeluarkan di Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru. Suami dari Rika ini juga sudah dibawa ke kantor polisi untuk melengkapi berkas pembunuhan yang dilakukannya.

Menurut Kapolresta Pekanbaru Komisaris Besar Nandang Mu'min Wijaya, pelaku ditangkap beberapa jam usai kejadian. Keberadaan pelaku diketahui dari informasi yang diberikan keluarga korban.

Nandang menjelaskan, pelaku menikahi Reka yang merupakan janda anak satu beberapa waktu lalu. Anak Reka biasa dipanggil Ani dan tinggal bersama pelaku dan ibu kandungnya di Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru.

Selama hidup serumah, pelaku tak suka mendengar korban menangis. Tak jarang korban dipukul agar diam karena dirasa mengganggu waktu istirahatnya di rumah.

"Penganiayaan juga dilakukan pada Rabu dini hari, ini didengar oleh tetangga korban dan disaksikan istri pelaku atau ibu korban," kata Nandang, Kamis petang, 4 Juni 2020.

Saat itu, tetangga mendengar ada benturan keras di dinding rumah pelaku. Diduga, pelaku membenturkan kepala korban ke dinding karena kala itu ada tangisan.

Hanya saja, para tetangga tak menghiraukan. Rabu malam, 3 Juni 2020, ibu korban keluar dari rumah mengejar pelaku disertai teriakan minta tolong sehingga para tetangga keluar.

Tetangga melihat pelaku pembunuhan itu pergi meninggalkan rumah sementara ibu korban menangis. Kemudian, ibu korban meminta para tetangganya memeriksa keadaan anaknya yang terbujur kaku di ruangan tengah.

"Saat diperiksa ternyata sudah tak bernyawa, ada beberapa luka lebam," kata Nandang.

Simak Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Dihalangi Ibu Korban

Ibu korban menceritakan, pelaku sebelum kejadian menggendong korban ke kamar mandi lalu memasukkannya ke bak penuh air. Hal itu dilakukan karena pelaku kesal korban sering menangis dan rewel di tengah malam.

Bukannya diam, tangis korban semakin menjadi-jadi karena kesakitan. Pelaku kemudian menenggelamkan kepala korban di bak itu lalu mengangkatnya ke kamar tidur.

Karena tangisan korban belum berhenti, pelaku makin nekat. Dia membenturkan kepala korban ke dinding kamar meski telah dilerai oleh istri atau ibu korban.

"Setelah itu, pelaku menginjak dada korban dan mengancam istrinya agar tak menceritakan ke orang lain," sebut Nandang.

Setelah itu, pelaku keluar dari rumah dengan alasan mencari pinjaman uang untuk mengobati korban. Namun ini hanya akal-akalan pelaku untuk melarikan diri karena tahu anak tirinya tak bernyawa lagi.

"Para saksi juga tak melihat pelaku kembali lagi hingga akhirnya ditangkap beberapa jam kemudian," kata Nandang.