Liputan6.com, Yogyakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta membangun pagar mengelilingi alun-alun utara Yogyakarta. Pembangunan yang sudah dimulai sejak minggu lalu ini menelan biaya Rp2,3 miliar.
"Tujuan pembangunan pagar agar alun-alun utara seperti tempo dulu," ujar Sultan HB X, Gubernur DI Yogyakarta, Senin (8/6/2020).
Ia bercerita pergantian raja yang bertahta dan zaman membuat penampakan alun-alun utara seperti sekarang. Gambaran alun-alun utara berpagar ini tampak dalam sebuah lukisan Johannes Rach tahun 1771.
Advertisement
Baca Juga
Meskipun demikian, ia tidak berniat membangun pagar yang sama persis dengan masa lampau. Rencananya, pagar akan terbuat dari besi, bukan batu bata seperti dulu.
Menurut Sultan HB X, pada zaman dahulu tidak hanya aun-alun utara yang dipagari. Tembok masuk ke Rotowijayan dan Yudhanegaran ke arah utara kantor pos juga memiliki pintu gerbang utama.
"Walaupun dipagar nanti kegiatan masyarakat di kawasan itu tetap ada, ada pintu juga untuk upacara grebeg dan sebagainya," ucap Sultan HB X.
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DI Yogyakarta, Aris Eko Nugroho menuturkan pembangunan pagar menggunakan Dana Keistimewaan (Danais) dan ditargetkan selesai pada akhir Juli mendatang.
Ia menggambarkan pagar yang mengelilingi alun-alun utara ini seperti yang ada Pagelaran Keraton Yogyakarta. Pagar berbahan besi ini memiliki motif pacak suji berwarna hijau paraenom.