Sukses

Berharap Kombinasi Obat Lawan Covid-19 Temuan BIN dan Unair Segera Diproduksi

Berharap kandidat obat untuk pasien Covid-19 bisa segera diproduksi secara massal.

Liputan6.com, Surabaya - l Badan Intelijen Negara (BIN) dan para peneliti Universitas Airlangga (UNAIR) sudah berhasil menemukan efektifitas formulasi kombinasi obat yang terbukti efektif menyembuhkan pasien COVID-19.

Kombinasi obat ini diharapkan dapat dijadikan standar pemberian obat bagi pasien COVID-19, terutama di rumah sakit rujukan pemerintah dan juga rumah sakit lainnya.

Menanggapi itu, Sekretaris DPW NU Jatim Dr M. Hasan Ubaidillah mengapresiasi langkah BIN yang berhasil menemukan kandidat obat untuk pasien Covid-19.

Ubaidillah berhasil keberhasilan menemukan kandidat obat ini menjadi angin segar untuk menyembuhkan pasien Covid-19.

"Kami juga mengapresiasi telah ditemukan formulasi yang efektif untuk mencegah atau mengobati Covid-19 ini yang ditemukan oleh BIN kerjasama dengan departemen penyakit tropik di UNAIR," ucap Ubaidillah di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (13/6/2020).

Ubaidillah yang juga menjabat sebagai Guru Besar IAIN Sunan Ampel berharap kandidat obat untuk pasien Covid-19 bisa segera di produksi secara massal. Dengan begitu, rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 bisa menggunakan kandidat obat tersebut.

"Kalau bisa produksi secara massal secepatnya. Tentunya akan sangat membantu sekali. Kita harus apresiasi bersama dan kita dorong agar secepatnya bisa diproduksi secara masif dan massal agar bisa membantu bagi saudara-saudara kita yang terkena wabah Covid-19. Sekali lagi atas nama NU kami sangat mengapresiasi terhadap apa yang dilakukan oleh BIN," ujarnya.

Selain mengapresiasi penemuan kandidat obat untuk pasien Covid-19, NU Jawa Timur juga mengapresiasi pelaksanaan rapid mest Massal di Surabaya secara maraton yang sudah dilakukan oleh BIN sejak 29 Mei dan direncanakan selesai pada 15 Juni 2020.

Ubaidillah menyebut upaya BIN ini sebagai upaya pencegahan yang perlu didukung.

"Atas nama pengurus wilayah NU Provinsi jawa timur kami sangat mengapresiasi dengan setinggi tingginya apa yang telah dilakukan oleh BIN. Dari konfirmasi dan diskusi yang barusan kita lakukan hampir 20 ribu yang sudah di rapid dan swab. Ini sungguh angka yang luar biasa dan sangat membantu masyarakat dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Tidak Pakai Masker Sama Saja Bunuh Diri

Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jatim DR Nadjib Hamid juga menganggap rapid test yang diselenggarakan oleh BIN bermanfaat baik untuk warga Jawa Timur khususnya Surabaya.

Nadjib menyebut rapid test sebagai upaya pencegahan yang baik serta bisa menyadarkan masyarakat untuk peka bahwa ancaman Covid-19 masih nyata.

"Saya menyaksikan sendiri di beberapa tempat, kegiatan BIN memperoleh apresiasi luar biasa dari masyarakat. Atas nama Muhammadiyah mengucapkan terima kasih karena dengan kegiatan ini sangat banyak masyarakat yang terbantu dan mudah-mudahan apa yang dilakukan BIN benar bermanfaat dan menyadarkan masyarakat bahwa Covid-19 ini memang ada," ujarnya.

Nadjib mengungkapkan, dalam ajaran Islam salah satu upaya untuk menjaga diri adalah dengan mencegahnya. Rapid Test yang diselenggarakan oleh BIN dinilai mencegah untuk penularan Covid-19.

Dalam konteks agama, kata dia, bahwa menjaga diri itu juga menjalankan perintah agama tetapi mengabaikan untuk berjaga diri misalnya jelas berkerumun di tengah banyak orang, tidak pakai masker itu juga bagian dari bunuh diri.

"Karena tahu bahwa akibat tidak pakai masker dalam kerumunan masa itu bisa berbahaya. Agama tidak mengajarkan demikian maka pencegahan dengan menjaga diri itu penting salah satunya mengecek kesehatan lewat kegiatan ini," ungkapnya.

Sekretaris Utama BIN, Komjen Pol Bambang Sunarwibowo mengatakan, kandidat obat ini ditemukan berkat kerjasama BIN dan para peneliti UNAIR. Saat ini BIN tengah melakukan koordinasi dengan Kemenkes, BPOM terkait perijinan dan produksi kandidat obat ini.

"Mudah-mudahan kandidat obat baru juga bisa dalam waktu dekat dihasilkan dari kerjasama BIN dengan para peneliti UNAIR. BIN sudah melakukan rapat koordinasi dengan Kemenkes, BPOM, dan produsen obat untuk percepatan perijinan dan produksinya. Semuanya mendukung, saya sangat yakin karena ini demi pemulihan anak bangsa,” jelas Sestama BIN.