Sukses

Cerita Para Pemburu Harta Karun di Makam Kuno Blora

Makam kuno di Blora banyak diburu orang. Mereka berburu benda purbakala, perhiasan emas, hingga harta karun

Liputan6.com, Blora - Pada tahun 1200-an, beberapa daerah di Indonesia mengalami masa di mana kerajaan era Hindu-Budha berjaya. Itu termasuk di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Makanya, banyak ditemukan artefak hingga perhiasan emas kuno alias harta karun.

Menurut Bambang Suprianto (38), salah seorang pemerhati sejarah, sebenarnya daerah Blora selatan yang masuk Kecamatan Kradenan, Kecamatan Randublatung dan Kecamatan Jati banyak didapati bekas permukiman manusia di masa lampau.

Sekitar Desa Kutukan, dahulu kala, merupakan daerah Begede Kutukan era Kerajaan Hindu-Buddha. Hingga kini, diyakini masih ada harta karun yang tersimpan di wilayah-wilayah hunian kuno tersebut.

"Di ladang milik warga Kutukan, dahulu banyak ditemukan bata-bata kuno berserakan di mana-mana," kata Bambang, Minggu (14/6/2020)

Selain itu, di wilayah itu juga terdapat kubur (makam) kuno yang kondisinya sudah tidak berwujud seperti kuburan sekarang, lantaran usianya sudah ratusan tahun. Kondisinya kini sama rata dengan tanah sekitarnya.

"Sering warga mendapati benda-benda bersejarah era Hindu-Buddha seperti pedang taplek di kubur kuno, jika pas beruntung, warga juga mendapatkan emas dari kedalaman tanah kubur kuno," dia mengungkapkan.

Keberadaan makam kuno banyak diburu orang, baik warga Blora sendiri maupun warga dari luar Kabupaten Blora, seperti Grobogan dan sekitarnya. Motifnya sama, mereka berburu benda purbakala, perhiasan emas, hingga harta karun.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Beda Makam Kuno Bangsawan dan Rakyat Jelata

Seorang tokoh masyarakat Blora selatan, Supardi Surodijoyo (49) mengungkapkan, biasanya para pemburu benda-benda peninggalan era Hindu-Buddha berpatokan titik kubur kuno dengan menemukan serpihan gerabah kuno di atas tanah.

"Dengan ditemukannya serpihan gerabah kuno-lah, kemungkinan besar dibawahnya ada kubur kuno era Hindu-Buddha, yang mana era dulu tiap mengubur mayat pasti dibekali semacam perhiasan," katanya.

Dia mengatakan, benda-benda peninggalan di kubur kuno berbeda-beda jenisnya, alias tidak sama. Ini dipengaruhi tingkat sosial orang yang dikubur.

"Kalau mayatnya bangsawan ya bekal kuburnya rata-rata emas. Kalau masyarakat biasa ya tidak ada emasnya," dia menjelaskan.

Supardi merupakan salah satu pemburu peninggalan benda-benda kuno tersebut. Biasanya, perhiasan yang didapatkan para pemburu dulunya dipakai di telinga, hidung, kemaluan, di lengan dan kaki.

"Kadang pemburu juga mendapatkannya berupa perhiasan tembaga dan kadang perak," kata Supardi.

Dia menambahkan, banyak orang di Blora yang mewakafkan benda-benda yang bernilai sejarah itu di museum swadaya untuk belajar masyarakat.