Sukses

Teror Harimau Sumatra Hantui Ternak Warga di Kampar

Konflik harimau sumatra dengan manusia kembali terjadi di Desa Kotagaro, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, di mana dua ekor anak sapi peliharaan warga menjadi korban.

Liputan6.com, Pekanbaru - Konflik harimau dengan manusia kembali terjadi di Riau. Kali ini di Desa Kotagaro, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, dua ekor anak sapi peliharaan warga menjadi korban.

Dua anak sapi itu tewas diterkam harimau sumatra pada bagian pundaknya. Hanya saja, kedua sapi tak sempat dimakan si Datuk Belang karena hewan itu langsung pergi untuk menghindari kontak dengan warga sekitar.

Menurut Kepala Balai Besar Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono, petugas sudah ke lokasi mengecek bangkai kedua sapi. Petugas menemukan bekas cakaran dan gigitan pada pundak sapi.

"Di lokasi petugas juga menemukan jejak harimau yang mulai pudar karena air hujan," kata Suharyono, Minggu malam, 14 Juni 2020.

Suharyono menjelaskan, informasi penyerangan ternak ini diterima BBKSDA pada Sabtu, 13 Juni 2020. Pihaknya bersama aparatur desa serta Babinsa langsung menuju lokasi, persisnya di dusun 2 desa tersebut.

Berdasarkan keterangan saksi dan olah tempat kejadian perkara, petugas menduga serangan terjadi pada Sabtu subuh. Kerugian materi akibat serangan ini diperkirakan Rp 12 juta.

"Pemilik sapinya adalah Bapak Suryanto, warga setempat," kata Suharyono.

Penelusuran petugas, lokasi serangan berada di dekat kebun sawit yang terawat. Di sana memang ada kandang, tapi pemilik tidak memasukkan sapi karena selama ini selalu aman.

Atas kejadian tersebut, Suharyono meminta masyarakat tak lagi membiarkan ternak berada di luar kandang. Tujuannya menghindari adanya serangan susulan karena bisa jadi harimau masih di kecamatan itu.

"Dan tak jauh dari lokasi juga masih ada jejak harimau sumatra masih segar, begitu disusuri petugas hilang karena tersapu air hujan," kata Suharyono.

BBKSDA Riau sudah meminta masyarakat sekitar tak memasang jerat karena harimau sumatra dilindungi negara. Masyarakat diminta selalu hati-hati dalam beraktivitas dan sebaiknya mengurangi pergi ke kebun.

"Masyarakat juga diminta menghubungi petugas jika ada informasi dan tidak bertindak sendiri," imbuh Suharyono.

Simak juga video pilihan berikut ini: