Sukses

Asal Usul Keraton Kasepuhan Cirebon dalam Sebuah Relief Banteng

Ukiran relief banteng diantara bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon masih terlihat jelas meski sekarang relief tersebut terkena lumut.

Liputan6.com, Cirebon - Keraton Kasepuhan Cirebon salah satu ikon wisata Cirebon yang banyak dikunjungi pengunjung. Selain kondisi bangunan yang masih utuh dan baik, banyak bangunan bersejarah yang menyimpan banyak cerita dan makna.

Seperti relief bergambar banteng yang berada di gapura banteng pintu keluar Siti Inggil Keraton Kasepuhan. Relief tersebut terselip di antara susunan bata merah.

"Relief ini tidak ada di museum pusaka tapi ada di antara bangunan keraton. Kalau tidak ditunjukkan oleh pemandu biasanya pengunjung tidak tahu atau hanya sekedar melihat relief saja," ujar Kabag Pemandu dan Informasi Keraton Kasepuhan Cirebon Iman Sugiman, Selasa (16/6/2020).

Dia mengaku, sejumlah peninggalan bersejarah di Keraton Kasepuhan menyimpan banyak cerita khususnya dalam perkembangan Cirebon. Diketahui, relief tersebut merupakan simbol dari berdirinya Keraton Kasepuhan Cirebon.

Iman menjelaskan, relief tersebut merupakan simbol dari tahun candra sangkala yang menjelaskan berdirinya keraton. Terdiri dari Kuta berarti satu, Bata berarti lima, dan Tinata berarti empat dan banteng itu sendiri.

"Dari penjabaran itu artinya 145 atau 1529 masehi merujuk pada tahun berdirinya Keraton Kasepuhan Cirebon," kata dia.

Sementara itu, relief tersebut bergambar banteng sebagai simbol keberanian dan kekuatan aparatur negara. Dia mengatakan, Kuta, Bata dan, Tinata merupakan bahasa Sanskerta.

Keraton Kasepuhan, pada perjalanannya memasuki usia enam abad lamanya. Pengelola, kata dia, terus memperbaiki fasilitas sarana dan prasarana di kawasan situs.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Menggeliat

"Kami juga memberikan papan penjelasan di setiap bangunan yang ada di Keraton Kasepuhan," ujar dia.

Kepala DKOKP Kota Cirebon Agus Suherman mengatakan, sudah mengumpulkan mitra kerja untuk mempersiapkan pariwisata di Kota Cirebon pada masa new normal.

Dia mengatakan akan memaksimalkan penggunaan aplikasi berbasis informasi wisata yang dibuat oleh Pemkot Cirebon sebagai bagian dari promo saat new normal.

"Sumber daya manusia kita persiapkan termasuk kelembagaannya juga dipersiapkan," kata dia.

Agus mengaku akan melakukan koordinasi dengan daerah lain di Pantura Jabar untuk kolaborasi. Menurutnya, membangkitkan kembali sektor wisata di tengah pandemi covid-19 butuh kerja strategis.

Dia yakin pariwisata di Ciayumajakuning akan semakin berkembang jika pemerintahannya kompak dan bersatu. Saling membantu satu sama lain dalam melayani pengunjung.

"Kita harus optimis," ujar Agus.