Sukses

Rancangan Ridwan Kamil, Monumen Sukarno di Aljazair Segera Diresmikan

Monumen Presiden Indonesia pertama Sukarno akan berdiri kokoh di Aljir, Aljazair pada 18 Juli 2020.

Liputan6.com, Bandung Monumen Presiden Indonesia pertama Sukarno di Aljir, Alzajair akan diresmikan pada 18 Juli 2020. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menceritakan perancangan dan pembangunan monumen yang diinisiasi dan dirancangnya itu untuk menghormati Sukarno, bapak bangsa Indonesia.

Menurut pria yang akrab disapa Emil ini, awalnya ia berdiskusi dengan Duta Besar (Dubes) Indonesia, untuk Aljazair Safira Machrusah soal inisiasi penghormatan kepada Sukarno di Aljazair. Hal tersebut karena Aljazair sangat menghormati dan menghargai jasa Sukarno di negaranya. 

Setelah berdiskusi, Emil berkunjung ke Aljazair untuk menemui Gubernur Aljir. Dalam kunjungan tersebut, ia mendapat persetujuan Gubernur Aljir untuk membangun Monumen Sukarno. 

"Aljazair punya kemiripan rasa hormat ke Bung Karno, bahkan lebih. Sehingga dalam diskusi awal-awal disampaikan bagaimana kalau kita membuat inisiatif yang sama di Aljazair, tapi jangan hanya nama jalan seperti di Mesir, melainkan sebuah monumen," kata Emil dalam Dialog Sejarah Historia.Id bertajuk 'Bung Karno Berdiri di Aljazair' di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa malam (16/6/2020). 

"Saya bilang, kalau Pak Gubernur (Aljir) mengizinkan, bolehkah bapak proklamasi kami yang menginspirasi Asia Afrika. Bapak gubernur sediakan sebuah tempat, nanti semuanya saya urus, dan langsung disetujui," kata Emil menambahkan. 

Gubernur Aljir menyediakan lahan yang berada di pusat kota untuk dibangun Monumen Sukarno. Monumen didesain setengah lingkaran berbentuk bulan sabit dengan lima lingkaran. Kemudian, di tengahnya, berdiri patung Sukarno yang menghadap ke dua sisi. 

"Ada bulan sabit sebagai lambang Aljazair, ada lima lingkaran sebagai simbol Pancasila, simbol falsafahnya orang Indonesia. Dan ditengahnya itulah sosok Bung Karno kita bangun," ucap Emil. 

Untuk membangun bangun, Emil berkolaborasi dengan seniman Dolorosa Sinaga. Gaya seni teranyarnya, kata Emil, dinilai sangat tepat karena menunjukkan tampilan yang sama di kedua sisi, sehingga patung Bung Karno akan tampak sedang menyapa pengguna jalan dari kedua arah.

"Setelah itu saya menghubungi Ibu Dolo, untuk merancang bentuk patungnya. Saya pikir gaya seni Ibu Dolo yang baru, dua dimensi tapi tiga dimensi, dari depan sama dari belakang sama. Dengan pilihan ibu Dolo ini menurut saya itu pilihan yang paling jenius. Inilah yang menjadi desain final," katanya. 

Emil mengatakan, Monumen Sukarno sudah selesai dibangun. Terdapat sejumlah hambatan selama pembangunan. Salah satunya adalah biaya. Hambatan tersebut dapat diselesaikan setelah PT Pertamina mendanai penuh pembangunan monumen.

"Dengan izin Allah SWT, akhirnya berdirilah patung Bung Karno dengan posisi yang sangat heroik, dengan teknik seni yang juga baru dan secara urban ini jenius karena tampak depan dan belakang tetap menyapa, biaya pembangunannya disponsori penuh Pertamina, dikerjakan oleh kontraktor orang-orang indonesia di Afrika, dan difasilitasi luar biasa perjuangan ini oleh ibu Dubes," ucapnya. 

Sementara itu, Dubes Indonesia untuk Aljazair Safira Machrusah mengatakan, bagi Aljazair, peristiwa Konferensi Asia Afrika dan Sukarno berkontribusi besar terhadap revolusi Aljazair di tingkat internasional. Menurut ia, hal tersebut disampaikan langsung oleh mantan Presiden Aljazair, Abdelaziz Bouteflika melalui interview diplomat Aljazair Lakhdar Brahimi.

"Disampaikan dalam wawancara eksklusif yang dilakukan oleh Lakhdar Brahimi ketika diinterview, beliau mendengar bahwa mantan presiden Bouteflika itu menyampaikan bahwa KAA ini seperti revolusi Aljazair di tingkat internasional," kata Safira.

"Tokoh KAA yang berada di sini Bung Karno itu memang memberikan kontribusi yang luar biasa dan diapresiasinya sangat luar biasa oleh Aljazair," ucap dia menambahkan. 

 

Simak Video Pilihan di Bawah Ini