Liputan6.com, Yogyakarta - Festival seni cahaya dan video mapping berskala internasional di Yogyakarta, SUMONAR, kembali diadakan pada tahun ini. Acara yang melibatkan puluhan seniman video mapping kelas dunia ini akan digelar pada 5 sampai 13 Agustus mendatang.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, penyelenggaraan Sumonar kali ini tidak berada di kawasan Titik Nol Yogyakarta. Pandemi corona mengakibatkan perubahan konsep.
"Platform berubah dari offline menjadi online, kami masuk ke dunia virtual karena pandemi," ujar Raphael Donny, Co Kurator SUMONAR 2020, Selasa (23/6/2020).
Advertisement
Baca Juga
Ia menilai seniman seharusnya punya ide kreatif yang melampaui situasi sulit apa pun. SUMONAR menghadirkan sebuah festival dengan format baru.
Perubahan format bertujuan supaya SUMONAR 2020 yang dimulai di Yogyakarta tetap bisa menjadi wadah berekspresi para seniman video mapping di tengah pandemi corona. SUMONAR tahun ini menjadi gerakan untuk menolak menyerah terhadap kondisi sekarang.
SUMONAR 2020 diikuti seniman video mapping dan instalasi cahaya dari luar negeri, seperti Jerman, Spanyol, Bulgaria, Macau, Cina, Thailand, Jepang, dan Chili.
Art Director SUMONAR 2020, Gilang Kusuma, menuturkan seniman yang berpartisipasi pada tahun ini dibagi menjadi dua, yakni exhibition dan video mapping show. Dalam exhibition, seniman akan berkarya di rumah atau studio masing-masing lalu mendokumentasikan karya mereka. Hasilnya, akan ditampilkan dalam website SUMONAR.
"Beberapa seniman juga akan membuat karya yang interaktif dengan audiens, pengunjung bisa memakai fitur yang ada di web," ucapnya.
Menurut Gilang, pembuatan video mapping virtual menantang. Salah satunya, mewujudkan video mapping dalam format 360 derajat. Pengunjung website bisa merasakan suasana secara virtual dengan memakai alat atau kacamata virtual reality (VR).