Sukses

Gelar Pemeriksaan Massal, 25 Pegawai Unhas Dinyatakan Positif Covid-19

Unhas melakukan rapid test kepada lebih dari 2.000 pegawainya.

Liputan6.com, Makassar - Usai ditemukan 4 pegawai positif Covid-19 hasil rapid test, Universitas Hasanuddin intensif melakukan langkah aktif dan progresif untuk turut serta melakukan pencegahan penyebaran, salah satunya dengan tracing.

Berdasarkan contact tracing, keempat pegawai tersebut kemungkinan terpapar dari luar kampus. Meskipun demikian, Unhas berkomitmen untuk memastikan seluruh pegawai dalam keadaan sehat dan terhindar dari infeksi virus corona. Rektor Unhas memerintahkan agar seluruh pegawai menjalani Rapid Test sebagai langkah pencegahan penularan.

Unhas melakukan rapid test kepada lebih dari 2.000 pegawai. Rapid test massal dilakukan pada tanggal 16 dan 17 Juni 2020. Pada awalnya, ditemukan sebanyak 17 pegawai yang reaktif. Namun seluruh pegawai ditest, ditemukan sebanyak 37 orang yang reaktif.

Sesuai standar pencegahan penularan virus corona, seluruh pegawai ini kemudian diambil tindakan lanjutan, yaitu dengan melakukan karantina mandiri dan melakukan test swab (PCR) untuk memastikan bahwa mereka yang reaktif betul terinfeksi virus Corona penyebab Covid-19.

Selasa 23 Juni 2020 kemarin, Unhas telah menerima hasil pemeriksaan swab (PCR) terhadap ke-37 pegawai yang reaktif. Sebanyak 25 pegawai ditemukan positif terinfeksi Covid-19, walaupun sampai saat ini belum ada gejala klinis baik ringan maupun berat.

Ketua Tim Satgas Covid-19 Unhas, yang juga Dekan Fakultas Kedokteran, Prof Budu menjelaskan, langkah melakukan screening (pemeriksaan) terhadap seluruh pegawai Unhas ini merupakan langkah yang sangat strategis. Dengan melakukan pemeriksaan ini, Unhas berkomitmen total dalam upaya memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19.

"Seluruh pegawai yang dinyatakan positif tersebut kondisinya dalam keadaan sehat, tidak ada gejala sakit apapun yang kita temui. Coba bayangkan kalau kita tidak melakukan pemeriksaan massal. Mereka ini tentu bisa menjadi sumber penularan bagi ribuan pegawai lainnya. Sekarang kita segera memutus rantai sebaran," katanya. 

Rektor Unhas, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu menjelaskan, masyarakat harusnya memiliki cara pandang baru terhadap Covid-19. Virus ini memang menyebar dan berada di sekitar kita, tetapi ini bukan hal memalukan. Siapa saja, tanpa kenal strata sosial, berpotensi terpapar.

"Covid-19 bukan aib. Ini bukan hal memalukan. Jangan takut memeriksakan diri, dan jangan malu jika terkena. Unhas memilih langkah ini untuk memberikan contoh, sambil menyiapkan protokol untuk tindak lanjut. Jika kita menemukan ada yang positif, protokol pencegahan akan segera bekerja," katanya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Langkah Unhas

Prof Budu lebih lanjut menjelaskan Tim Satgas Covid-19 Unhas telah menyiapkan langkah-langkah lanjutan untuk menangani pegawai Unhas yang terinfeksi Covid-19. Secara medis, langkah pertama adalah segera melakukan isolasi dan karantina secara ketat.

"Kita kemudian melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi, Gugus Tugas Provinsi, dan Satgas Kota Makassar. Untuk mereka yang positif, kita akan berikan pilihan untuk isolasi di Hotel. Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Provinsi untuk hal ini," kata Prof Budu.

Pihaknya berkoordinasi dengan Satgas Kota Makassar dan Dinas Kesehatan Kota untuk melakukan contact tracing (penelusuran riwayat kontak). Selain itu, juga Dinas Kesehatan Kota diminta untuk melakukan proses komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada keluarga dan kerabat dari pegawai yang ditemukan positif tersebut.

"Intinya, kita ingin memberik keyakinan kepada masyarakat bahwa jangan takut, jangan malu, dan jangan minder kalau terkena Covid-19. Kita akan melakukan langkah terbaik untuk mengatasinya. Apalagi kalau kita lihat, pegawai kita yang positif ini resikonya rendah, karena tidak ada gejala. Mudah-mudahan dengan penanganan yang baik mereka akan segera sembuh dan bersih dari virus corona," katanya.

Secara kelembagaan, Unhas akan memfasilitasi dukungan penanganan terhadap para pegawai yang terinfeksi Covid-19. Mereka tidak perlu membayar biaya pemeriksaan dan perawatan di hotel (bagi yang memilih untuk isolasi dan karantina di hotel).

"Pegawai-pegawai Unhas yang positif Covid-19 ini nampaknya belum perlu dirawat di Rumah Sakit. Mereka tidak ada gejala, dan memiliki imun yang cukup baik. Sambil merawat, kita juga akan mempersiapkan mereka menjadi Duta Covid, sehingga jika mereka sembuh nantinya, mereka dapat memberi informasi yang jelas tentang corona kepada orang sekitarnya dan masyarakat," ungkapnya.

 

3 dari 3 halaman

Perlu Investigasi

Dari 2.000 pegawai Unhas yang mengikuti swab test, 25 di antaranya dinyatakan positif Covid-19. Artinya, sekitar 1 persen dari total pegawai Unhas yang telah diperiksa. Sebelumnya sebanyak 37 pegawai menunjukkan hasil reaktif, namun hasil swab menunjukkan 12 orang di antaranya negatif.

Dilihat dari sebarannya, ke-25 pegawai yang positif Covid-19 ini tersebar pada 13 unit kerja yang berbeda-beda, yaitu Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas MIPA, Fakultas Teknik, Fakultas Peternakan, Kantor Pusat, Satuan Pengamanan Kampus, Fakultas Farmasi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Unit Kearsipan, dan Fakultas Hukum.

Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas, Ansariadi menjelaskan, perlu investigasi lebih lanjut apakah mereka terpapar di tempat kerja atau di keluarga mereka. Apakah ada hubungan antara satu kasus dengan kasus yang lain.

Apalagi, kondisi di luar kampus saat ini sangat longgar, terutama pada tempat-tempat umum. Kalau melihat sebaran kasus yang ada di beberapa fakultas dan jika mereka tidak ada kontak diantara semua kasus sebelumnya dikampus, maka kemungkinan tertular di keluarga atau tempat lainnya sangat besar.

“Walaupun sekarang mereka tidak ada gejala, keputusan Unhas untuk cepat melakukan isolasi sejak diketahui hasil rapid test, sambil menunggu hasil PCR, dan dilanjutkan setelah ada kepastian hasil PCR, sesuai standard," katanya.

Selanjutnya, kata dia, karantina terhadap staf yang pernah kontak erat dengan mereka yang positif juga perlu dilakukan untuk memutus penularan penyakit ini. 

Â