Sukses

Geger Keraton Kasepuhan Cirebon Disegel Pria Mengaku Keturunan Sah Sultan Sepuh XI

Beragam alasan dikemukakan ketunan sah Sultan Sepuh ke XI Keraton Kasepuhan Cirebon salah satunya adalah aksi penyegelan

Liputan6.com, Cirebon - Seorang pria berbaju hitam mendadak menggembok Keraton Kasepuhan Cirebon. Bersama sejumlah orang lainnya, pria tersebut menggembok pintu Dalem Arum Keraton Kasepuhan Cirebon.

Aksi penggembokan tersebut viral lantaran videonya beredar melalui grup aplikasi WhatsApp. Dalam video berdurasi 40 detik tersebut sang pria yang diketahui bernama Raden Rahardjo Djali mengklaim sebagai keturunan sah dari Sultan Sepuh ke XI Raja Jamaludin Aluda Tajul Arifin.

"Hari ini, Sabtu 26 Juni 2020 Kami Keturunan Asli Sultan Sepuh XI Jamaludin Aluda Tajul Arifin dengan ini menyatakan mengambil alih Keraton Kasepuhan dari tangan Saudara Arief (Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat-red). Demikian pernyataan kami buat untuk disebarluaskan ke Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat dan Masyarakat Kota Cirebon," kata Rahardjo mengutio video yang beredar, Minggu (28/6/2020).

Saat dikonfirmasi, Rahardjo mengakui telah menyegel keraton ini. Dia mengatakan, rencana penyegelan telah ada sejak 23 Maret 2020 lalu. Namun, pandemi Covid-19 dan keputusan pemerintah yang menerapkan PSBB membuat rencana itu ditunda.

"Baru bisa dan ada kesempatan hari ini hasil koordinasi dengan keluarga juga," kata dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Kaget Lihat Keraton

Rahardjo mengaku sebagai cucu dari istri kedua Sultan Sepuh XI Jamaludin Aluda Tajul Arifin yakni Nyi Mas Rukjah. Saat datang ke Keraton Kasepuhan, dia mengaku kaget melihat kondisi keraton yang dianggap tidak terawat.

Mulai dari kotor, puntung rokok berserakan hingga benda yang dipenuhi debu dan kerak serta berkarat.

"Ini sebenarnya salah satu pertimbangan saya untuk mengambil tindakan," kata Rahardjo.

Namun demikian, Rahardjo mengaku sebelumnya sudah melayangkan permintaan untuk berdialog dengan Sultan Kasepuhan PRA Arief Natadiningrat terkait masa depan keraton.

Namun, hingga saat ini tidak ada tanggapan atau respons baik dari Sultan Arief. Bahkan, dia menilai Sultan Arif cenderung menolak diajak berdialog.

"Ini sudah lama sekali sekitar lima tahun ada kami pendam terus kami tahan terus tapi kan lama-lama memuncak dan kami terpaksa ungkap," ujar dia.

 

3 dari 3 halaman

Tanggapan Sultan

Saat dikonfirmasi, Sultan Kasepuhan PRA Arief Natadiningrat mengaku saat ini kondisi keraton sudah dinyatakan kondusif. Gembok yang dipasang Rahardjo sudah dilepas.

"Sudah kondusif gembok sudah dilepas," kata Sultan Arief.

Arief mengaku belum bisa memberi keterangan lebih banyak dan detail karena kondisinya sedang kurang baik. Dia masih dirawat di salah satu rumah sakit di Kota Bandung.

Namun demikian, Sultan Arief mengaku sangat menyesalkan perbuatan Rahardjo. Menurut dia, apa yang dilakukan Rahardjo mencoreng nama baik Cirebon.

"Saya masih dirawat di Bandung. Tidak usah diladeni bikin malu Cirebon. Nanti saya klarifikasi kalau sudah di Cirebon," kata dia.