Sukses

Penjagaan Ketat TNI dan Polisi di Bandara Saat TKA China Masuk Kendari

Menjelang gelombang kedua kedatangan TKA China di Sultra, ratusan anggota TNI dan polisi mencegat warga masuk di Bandara Halu Oleo Kendari.

Liputan6.com, Kendari - Demonstrasi warga dan mahasiswa mewarnai gelombang kedua kedatangan TKA China di Bandara Udara Halu Oleo Kendari, Selasa (30/6/2020). Ratusan TKA akan datang secara bersamaan sekitar pukul 21.30 Wita.

Ratusan orang berdemonstrasi di perempatan bandara. Mereka adalah kelompok yang menolak TKA China datang saat Sultra masih dalam situasi pandemi Covid-19.

Mahasiswa tidak bisa masuk ke dalam barisan barikade polisi yang mengawal di perempatan. Sejak pukul 13.00 Wita hingga malam hari, polisi mengawal ratusan demonstran yang memaksa masuk ke dalam Bandara.

Meski sudah terjadi aksi saling dorong, massa tidak mampu menerobos masuk. Pasalnya, Polda Sultra sudah memasang dua lapis pengamanan.

Lapisan pertama, tidak dilengkapi tameng dan alat pelindung. Sedangkan lapisan kedua, anggota yang berjaga dilengkapi dengan peralatan lengkap termasuk kendaraan water canon.

Pun, jika mahasiswa bisa melewati barikade polisi, masih ada barisan anggota TNI Angkatan Udara (AU) yang berjaga di palang pintu gerbang menuju bandara.

Di lokasi ini, puluhan anggota TNI yang berada di bawah komando Danlanud Kendari, tidak membiarkan sedikit pun massa menerobos masuk. Anggota TNI akan mencegat dan menanyai setiap pengendara roda empat dan roda dua yang akan masuk.

Jika alasan tak tepat, warga akan disuruh memutar balik kendaraannya oleh petugas yang berjaga. Situasi pengamanan bandara saat demonstrasi gelombang kedua kedatangan TKA China, mirip dengan kondisi pertama.

Pihak TNI AU yang memegang kendali penuh di lokasi bandara bahkan menolak untuk wawancara soal pengamanan. Anggota TNI AU juga mencegah dan melarang wartawan yang hendak masuk meliput situasi di dalam bandara menjelang kedatangan TKA.

Kapentak Lanud TNI AU Letda Sugiyono mengatakan, saat ini arahan yang diterima pihaknya melarang aktivitas wartawan dan publik di dalam lokasi bandara.

"Belum diizinkan masuk ya silahkan putar balik," ujar Sugiyono, Selasa (30/6/2020).

Saat wartawan Liputan6.com berusaha mengonfirmasi, dia tak menyebut, arahan ini datang dari Komandan Lanud Halu Oleo atau perusahaan. Namun, perintah yang mereka terima harus mensterilkan bandara jelang kedatangan TKA China.

Sebelumnya, seorang perwira yang menjabat Kasi Operasi Lanud TNI AU, menolak wartawan yang berusaha mengonfirmasi di bandara saat kedatangan TKA gelombang pertama.

Perwakilan massa, Abdul Rahim menyatakan, penolakan warga terkait kedatangan TKA China di Sulawesi Tenggara, karena banyak alasan. Hingga saat ini, menurutnya, masih banyak pengangguran di Kota Kendari dan Konawe.

"Apalah gunanya memasukkan TKA China di Sultra, sedangkan pengangguran masih banyak di Sultra," ujarnya.

Dia melanjutkan, pandemi Covid-19 sampai hari ini belum dinyatakan selesai. Bahkan, wilayah Sultra termasuk salah satu daerah yang tingkat penyebarannya masih perlu diwaspadai.

Dia menyebut, meragukan jumlah sebenarnya 500 TKA China. Mereka menduga, pihak perusahaan menutupi jumlah sebenarnya dari pekerja asing yang ada di lokasi smelter pertambangan di Konawe.

Koordinator HMI Kendari, Sulkarnain mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menyatakan sikap menerima kedatangan TKA China. Sebab, selama ini kedatangan mereka di Sultra dinilai tidak melalui prosedur resmi saat memasuki Indonesia.

"Apakah mereka sudah dikarantina atau belum, belum ada yang memberi kepastian. Yang jelas, mereka akan dikarantina di wilayah pabrik Nikel begitu sudah tiba di Sultra," ujar Sulkarnain.

Demonstrasi penolakan TKA China di Kendari, sudah berlangsung belasan kali. Sebelumnya, Ketua DPRD Sultra yang sempat gencar menolak kedatangan TKA kini suaranya sudah tak terdengar lagi.

 

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini :