Sukses

'Habis Gelap, Terbitlah Jalan'

Pembukaan jalan desa Wanakerta-Padasuka yang dilaksanakan melalui TMMD menjadi berkah bagi warga kedua desa dalam menjual hasil buminya.

Liputan6.com, Garut - Bagi Kama (65), warga Kampung Babakan Kandang, Desa Wanakerta, Kecamatan Cibatu, Garut, Jawa Barat, masuknya program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-108 Komando Distrik Militer (Kodim) 0611/Garut, adalah anugerah.

Jalan setapak yang selama ini ia gunakan untuk membawa hasil hutan berupa bambu, mulai terbuka lebar seiring masuknya program kemanunggalan tentara bersama rakyat tersebut.

"Dulu tahun 1978 jalan setapak ini sudah ada, namun baru kali dibangun melalui TNI (TMMD)," ujar dia, membuka pembicaraannya dengan Liputan6.com, Kamis (2/7/2020).

Berprofesi sebagai pembuat ajiran atau bambu penahan tanaman sayuran holtikutura bagi petani di sekitar kota Garut, lelaki sepuh tersebut tahu betul perkembangan kampungnya sejak lama.

"Sebelum jalan dibangun, ke hutan bisa seharian berangkat pagi pulang sore, sekarang siang sudah pulang sebab akses jalan lebih mudah," ujar dia.

Walhasil, dibukanya akses jalan sepanjang 3,6 kilometer penghubung dua desa tersebut, bak oase bagi masyarakat sekitar dalam meningkatkan perekonomiannya.

"Desa Wanakerta paling banyak hasil hutan dan perkebunan, kalau sayuran kurang begitu baik sebab banyak babi hutan dan monyet," ujar dia mengenang.

Awalnya jalan desa yang dibangun melalui program manunggal tersebut, hanya memiliki lebar sekitar 1 meter, namun setelah program berlangsung, lebar jalan menjadi enam meter, atau naik hingga enam kali lipat sejak empat dekade lalu.

"Kini makin banyak warga yang membawa kendaraan hingga ke atas bukit membawa hasil bumi," ujarnya dengan bangga.

Bahkan, dengan terbukanya jalan desa tersebut, akses pendistribusian barang hasil bumi masyarakat Desa Wanakerta bisa lebih luas. "Jalan ini pun bisa langsung sampai ke pasar Kecamatan Sukawening," ungkap dia.

Komandan Kodim 0611 Garut Letkol Inf Erwin Agung TWA mengatakan, sejak program pra TMMD dimulai Mei lalu, respon masyarakat dua desa yakni Wanakerta dan Padasuka yang menjadi lokasi kegiatan, terlihat kompak.

"Mereka kadang sengaja membawa makanan dan minuman sendiri, untuk kemudian makan bersama anggota di lokasi kegiatan," ujar Erwin bangga.

Para warga yang lahannya masuk rencana pembangunan jalan dalam program, dengan sukarela memberikan tanah mereka bagi negara.

Sementara, warga lainnya yang tidak bersinggungan dengan lahan, memilih berbaur dengan anggota mendonasikan tenaganya secara langsung di lokasi kegiatan.

"Ada sekitar 20 hingga 30 orang warga setiap hari yang langsung membantu anggota kami mengabdi," dia menambahkan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 4 halaman

4 Program Prioritas

Ada empat prioritas pembangunan fisik dalam TMMD 108 kali ini. Pertama, pembangunan jalan desa sepanjang 3,6 kilometer yang menghubungkan Desa Wanakerta dan Desa Padasuka.

"Saat ini sudah mulai meratakan jalan dengan alat berat, serta pengerjaan pemasangan batu material untuk bahan dasar pengerasan jalan," ujar Erwin.

Kedua, pembangunan rabat beton jalan Desa Wanakerta sepanjang 360 meter dengan lebar 2.5 meter dan ketebalan 15 sentimeter. "Seluruh material sudah siap tinggal pemilih waktu yang tepat sesuai jadwal yang telah direncanakan," ujar dia.

Ketiga, pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) dengan ketinggian satu meter sepanjang 261 meter, yang dibangun di sepanjang bahu jalan, terutama area rawan longsor.

"Tak ketinggalan kami juga ikut membangun gorong-gorong jalan di beberapa titik untuk program prioritas ke empat," ujar Danramil Cibatu, Kapten Inf Ade Army menambahkan, yang mendampingi Dandim selama survei kegiatan berlangsung.

Sedangkan, untuk program non-fisik, lanjut Erwin, pemberian materi penyuluhan berupaya wawasan kebangsaan dan lainnya, menjadi menu utama yang akan diberikan seluruh anggota yang mendapatkan tugas di permukiman masyarakat sekitar.

"Ada pembinaan soal peringatan bahaya narkoba, penyuluhan mengenai usaha, hingga pentingnya program keluarga berencana bagi masyarakat," ujar dia.

Bahkan, khusus tahun ini, akibat musibah Covid-19, tidak ketinggalan imbauan mengenai pentingnya kebersihan lingkungan, serta protokoler kesehatan pencegahan virus, ikut diberikan kepada masyarakat.  

"Minimal warga menggunakan hand sanitizer, disinfektan hingga menggunakan masker selama bersosialisasi," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Berkah bagi Desa Lain

Sejak kegiatan pra TMMD dimulai tiga bulan lalu, geliat ekonomi masyarakat terutama di dua desa lokasi program, mulai terbangun.

"Yang jelas pendistribusian barang hasil hutan dan perkebunan warga lebih mudah," ujar Dadang Heri Suryani, (52), Kepala Seksi Pemerintahan Desa Wanakerta.

Sebagai desa dengan mayoritas penduduk petani dan buruh lepas, kehadiran akses jalan yang lancar menjadi berkah yang dinanti mereka.

"Dulu banyak potensi hutan dan perkebunan yang bisa dijual warga, namun sayang sulit bersaing akibat ongkos angkut yang mahal," ungkapnya.

Tercatat, sejumlah komoditas perkebunan seperti cengkeh, vanili, alpuket, duren, jeruk dan buah-buahan lainya, serta hasil hutan berupaya kayu dan bambu, cukup melimpah di wilayahnya.

"Sejak jalan terbuka kami bersama Bumdes telah menyusun rencana pembangunan area Agrowisata bagi warga," kata dia.

Segendang sepenarian dengan Desa Wanakerta, dibukanya akses jalan memberikan banyak keuntungan bagi warga Desa Padasuka, sebagai tetangga dekatnya.

"Sekarang harga tanah naik berlipat sejak dibukanya jalan," ungkap Kepala Desa Padasuka, Sholahal Ghina Gunawan, 38 tahun.

Jika sebelumnya harga tanah dijual di kisaran angka Rp 50 ribu per tumbak (14 meter persegi), kali ini meroket di harga Rp300–400 ribu, dengan ukuran yang sama.

"Memang faktor jalan kami akui sebagai magnet utama kenaikan harga tanah ini," ujar dia menegaskan.

Masuknya program TMMD, ujar dia, terutama pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan desa dan lainnya, memberikan banyak keunggulan sebagai penggerak roda ekonomi masyarakat.

"Dulu jika kami ke (desa) Wanakerta bisa satu jam, sekarang 20 menit sudah sampai," kata dia.

Bahkan, dengan segudang potensi wisata alam yang dimiliki Desa Padasuka, lembaganya menggandeng kelompok penggerak pariwisata (Kompepar) di Garut, menyulap Curug atau Air Terjun Kancil sebagai spot baru wisata alam di Garut.

"View-nya sangat bagus, termasuk airnya yang terbilang jernih," kata dia bangga.

Dengan semakin banyaknya akses jalan menuju pelosok desa yang dibuka melalui program TMMD, ia optimis potensi melimpah tiap desa di Garut dan di Indonesia bisa berkembang.

"Dan tentu dengan program TMMD kehadiran TNI di tengah masyarakat sangat dinantikan kiprahnya," ujar kades muda tersebut.

4 dari 4 halaman

Berjibaku di Tengah Pandemi

Berjuang di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, tidak membuat nyali prajurit yang diterjunkan dalam program TMMD ke-108 kali ini ciut.

"Sejak tanggal 30 Juni lalu, seluruh anggota telah melakukan rapid test dan hasilnya tidak reaktif," ujar Danramil Cibatu Kapten Infanteri Ade Army.

Lokasi TMMD yang berada di ketinggian sekitar 1.200 mdpl dengan medan terjal khas pegunungan, membutuhkan fisik yang prima.

"Jika sedang di atas (lokasi kegiatan), seluruh kecamatan Cibatu bisa terlihat dengan jelas," ujar Ade menggambarkan indahnya dataran tinggi tempat lokasi kegiatan.  

Dengan pola langsung bersinggungan dengan masyarakat selama kegiatan, ujar perwira menengah di Makodim Garut ini, kesehatan menjadi prioritas seluruh prajurit.

"Sejak awal kami tegaskan seluruh prosedur protokoler kesehatan wajib kami tempuh," kata dia.

Dengan upaya itu, ia berharap sekitar 110 anggota yang terlibat dalam program TMMD kali ini, mampu melaksanakan seluruh tugas sesuai jadwal, dalam keadaan sehat.

"Total sebulan mereka akan bersama-sama mendampingi masyarakat di sini," ujar dia.

Tak hanya itu, ia pun selalu mengajak dan mengingatkan masyarakat, ikut berperan melakukan hal serupa, dengan mematuhi prosedur protokoler kesehatan.

"Minimal menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sabun agar bersih," pinta dia.

Â