Liputan6.com, Bandung - Masa 'new normal' atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) diikuti juga dengan peningkatan tren bersepeda di Bandung dan sekitarnya. Namun, tren bersepeda menyisakan persoalan lain terkait kurangnya kepatuhan berlalu lintas.
"Kita melihat di masa 'new normal' ini pesepeda makin meningkat terutama para pesepeda baru. Tetapi, jika saya perhatikan kebanyakan belum memenuhi standar bersepeda, ada yang tidak pakai helm, tidak pakai masker, dan masih banyak terobos rambu lalu lintas," kata Koordinator Marshall Cycling Asep Saepudin, Minggu (5/7/2020).
Marshall Cycling Bandung adalah salah satu komunitas pesepeda yang terlibat bersama sejumlah komunitas sepeda di Bandung, menggelar aksi simpatik bertajuk edukasi ketertiban dan keselamatan bersepeda, di kawasan Cikapayang-Dago. Aksi tersebut menyasar para pesepeda agar menyadari pentingnya keselamatan bersepeda.
Advertisement
Baca Juga
Sejumlah komunitas sepeda yang terlibat di antaranya, Komunitas Sepeda Bandung, Cepot Lipat Bandung, Womens Cycling Community, Cimahi Folding Bike, dan lain-lain.
Dalam aksinya, puluhan orang dari berbagai komunitas tersebut menyampaikan kepedulian terhadap sesama pesepeda dengan membentangkan poster dan spanduk.
"Yuk, Pesepeda Patuhi Rambu Lalu Lintas". Atau "Stop Pesepeda Menerobos Lampu Lalu Lintas".
Simak Video Pilihan Berikut Ini
Aman Bersepeda
Asep mengatakan, ide menggelar aksi simpatik itu ternyata direspons rekannya sesama komunitas bersepeda. Kemudian ia pun mengajak komunitas lainnya untuk menggelar aksi simpatik dengan tujuan mengedukasi para pesepeda.
"Akhirnya saya ngobrol dengan komunitas lain dan kita sepakat perlu mengedukasi," ucapnya.
Acara yang berlangsung Minggu pagi itu pun berjalan lancar. Mereka tidak akan bosan mengedukasi masyarakat.
"Rencananya ke depan secara bergantian komunitas-komunitas ini untuk mengedukasi. Mudah-mudahan dengan aksi tadi membuat para pesepeda dan pengendara tersentuh," kata Asep.
Selain mengedukasi terkait keselamatan bersepeda, Asep juga mengingatkan terkait pentingnya protokol kesehatan. Menurutnya, kondisi saat ini mereka yang bersepeda masih suka nongkrong. Padahal, berkerumun adalah salah satu potensi penyebaran virus.
"Saya sarankan bagi yang bersepeda sebaiknya solo ride saja. Maksimal lima orang dan minimal tiga orang. Kalau lebih dari itu berbahaya juga," katanya.
Ia menambahkan, daripada berkerumun, sebaiknya pesepeda mencari jalur yang cukup sepi. Serta tetap menjaga jarak dengan pesepeda lainnya.
"Cari jalur sepi tetap jaga jarak sama teman kita. Soal lamanya bersepeda, kalau menurut saya sesuai kemampuan," katanya.
Advertisement