Sukses

Mereguk Susu Kambing Pegunungan Cilacap di Pagi Hari, Segar Menyehatkan

Permintaan susu kambing segar memang meningkat pada masa pandemi Covid-19

Liputan6.com, Cilacap - Pandemi Covid-19 berdampak ke nyaris semua sektor ekonomi. Kelas usaha kecil menengah (UKM) hingga perusahaan besar banyak yang kolaps.

Di sisi lain, ada pula bisnis yang justru naik daun saat Covid-19 melanda. Salah satunya, bisnis susu kambing segar.

Diyakini, apapun jenis susunya, susu segar tanpa gula lebih sehat dibanding susu yang tercampur dengan krim dan gula. Pun, dengan susu kambing segar.

Terlebih, pada masa pandemi banyak orang mengonsumsi makanan atau minuman yang dianggap meningkatkan imunitas tubuh.

Seorang peternak di Karangpucung, Cilacap, Dedi Heryanto mengatakan permintaan susu kambing segar memang meningkat pada masa pandemi Covid-19. Hal ini tak lepas dari keyakinan bahwa susu kambing bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Mitra Peternak Akar Rumput ini mengatakan dalam kurun waktu tiga bulan pandemi, kelompoknya memperoleh pelanggan baru. Adapun pelanggan lama meningkatkan konsumsi susu kambing harian.

“Jadi lebih banyak permintaan. Karena kan bermanfaat untuk meningkatkan imun tubuh,” ucapnya, beberapa waktu lalu.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Terjaganya Kualitas Susu Kambing

Tingginya permintaan pelanggan itu tak lepas dari terjaganya kepercayaan konsumen soal kemurnian susu kambing yang diproduksi kelompoknya. Dia menjamin, susu yang dikirimkan kepada konsumen adalah susu murni yang baru diperas di hari yang sama.

Susu itu dikirimkan secepatnya ke konsumen, usai diperas dan diproses pascaperas pada pagi hari. Susu dikirim dalam kondisi siap konsumsi.

Dalam sehari, Peternakan Akar Rumput menghasilkan kisaran 60 liter susu. Tiap liter dijual dengan harga Rp30 ribu. Namun, ada pula susu yang dijual dengan kemasan 200 mililiter, atau 450 dan 500 mililiter. 200 mililiter dijual Rp7.000 per botol.

Penyuluh Pertanian, Harun menjelaskan, Peternakan Akar Rumput memiliki 11 mitra yang tersebar di beberapa kecamatan. Jumlah anggota per kelompok mencapai 10-20 orang. Adapun tiap orang, biasanya memelihara ternak sekitar 10-25 ekor.

Diperkirakan jumlah populasi kambing di Peternakan Mitra Akar Rumput mencapai 1.500 ekor lebih. Para mitra memelihara secara mandiri, dengan pola penjualan produk komunal.

Peternakan ini berkonsentrasi ke indukan (breeding) kambing Saanen dan produksi susu. Selain susu, anakan kambing juga menjadi produk yang dijual dengan harga relatif mahal. Pasalnya, kambing Saanen dikenal sebagai penghasil susu dengan produksi di atas rata-rata.

“Selain susu, hasil lainnya adalah anakan,” ucap Harun.