Liputan6.com, Ende - Desa Detusoko Barat berada tepat di bawah kaki Gunung Kelimutu, Kabupaten Ende, NTT. Karena posisinya di Jalur Trans Flores, desa berpenduduk 734 jiwa ini menjadi jalur keluar masuk ke Taman Nasional Kelimutu
Memanfaatkan letaknya yang strategis, pemerintah desa setempat mengembangkan produk lokal yang bisa dijadikan buah tangan wisatawan yang datang.
Advertisement
Baca Juga
Salah satunya, produk kopi. Melalui BumDes Au Wula, warga melahirkan produk turunan kopi lainnya, yakni gelang kopi Detusoko. Selain gelang kopi, ada juga parfum dari kopi.
“Selama ini, kita hanya minum kopi. Inovasi lain dan merupakan turunan dari kopi, ada gelang dari kopi dan ada juga parfum dari kopi," ujar Kepala Desa Detusoko, Ferdinandus Watu, kepada wartawan, Kamis (9/7/2020).
Menurut dia, gelang kopi merupakan inovasi lain dari kopi dan menjadi produk kreasi dari Bumdes.
"Selama ini produk kopi hanya untuk minum. Kita jadi yang pertama hasilkan gelang dan parfum dari kopi di Flores. Kalau teman-teman kita di Jawa sudah ada,” katanya.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Harga Gelang Kopi
Ia menjelaskan, gelang kopi diambil dari biji kopi Robusta pilihan dan bukan sembarang kopi. Ceri kopi yang berwarna merah kemudian diproses menggunakan metode honey.
“Honey proses maksudnya setelah kita ambil kopinya, kita sortir, lalu digiling basah. Baru kemudian dijemur. Setelah sampai sekitar tiga hari di dalam rumah jemur dengan suhu cukup tinggi, 35-50 derajat Celsius,” dia menjelaskan.
Biji kopi yang telah dikeringkan diproses kembali untuk roasting dengan medium roast demi mendapatkan aroma yang bagus. Biji kopi lalu dilubangi menggunakan alat bor dan tali disiapkan untuk memuat biji, yang disesuaikan dengan ukuran gelang tangan.
Tidak hanya biji kopi pilihan, kualitas gelang kopi juga bergantung pada proses pembuatannya sehingga mendapatkan rasa yang bagus dan beraroma.
Aroma khas gelang kopi akan menghilangkan bau badan, rasa stres, penat saat bekerja, dan menghilangkan rasa mual di kendaraan saat bepergerian jauh.
Gelang kopi dibanderol dengan harga Rp25 ribu hingga Rp35 ribu. Kini, gelang kopi Detusoko digemari banyak orang dan dijadikan oleh-oleh khas wisatawan saat berkunjung ke Detusoko.
“Hasil penjualannya lumayan. Biasanya seminggu 50 buah gelang. Pasti laku habis. Kita juga menambah lapangan pekerjaan untuk anak-anak muda di desa,” ujarnya.
Advertisement