Liputan6.com, Ende - Salah satu BumDes dari Provinsi Nusa Tenggara Timur yang masuk nominasi Bumdes terbaik dalam ajang Bumdes Digital Nasional yang digelar oleh Kementerian Desa PDTT Republik Indonesia adalah Bumdes Au Wula, Detusoko Barat, Kabupaten Ende.
Melalui unit usaha perdagangan Badan Usaha Milik Desa (BumDes) Au Wula, merintis lahirnya program Dapur Kita Desa mendukung Kota (Dapur Kita).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Kepala Desa Detusoko Barat, Ferdinandus Watu, program Dapur Kita dilatarbelakangi oleh situasi sulit di tengah pandemi Covid-19.
"Saat pandemi semua aktivitas lumpuh. Sementara petani memasuki musim panen. Para petani kesulitan memasarkan produk mereka, tidak tahu mau jual ke mana, karena pasar ditutup. Kita akhirnya mencari solusi untuk menjualnya secara online," ujarnya kepada Liputan6.com, Sabtu (25/7/2020).
Semula, kata Nando, mereka menjual produk petani lewat Facebook dan bekerja sama dengan tim relawan covid-19 Keuskupan Agung Ende dengan menyiapkan template sebagai market place produk petani. Hal ini ditanggapi positif oleh Kementerian Desa.
Sebulan berjalan, mereka mendapat dukungan dari Kementerian Desa berupa template dapurkita.bumdesmart.id, satu market place berbasis online lokal seperti Shopee dan Lazada.
"Konsepnya kita bisa menjual sayur-sayuran berbasis WhatsApp store," terang Nando.
Setiap pelanggan yang akan membeli, akan terhubung melalui nomor WhatsApp pengelola BumDes. Untuk sementara, pasarnya dibuka dua kali seminggu yakni pada Rabu dan Sabtu.
"Marketnya itu selain di Ende juga di Maumere. Artinya yang menjadi tempat sasaran jualan sayur-sayuran ini," ujarnya.
Ada berbagai macam jenis sayuran yang dijual seperti brokoli, wortel, sayur kol dan taman hortikultura lainnya. Harga per parket bervariasi, mulai dari Rp50.000 hingga Rp100.000.
"Ada yang dijual per paket. Ada juga yang dijual per item seperti brokoli atau kol saja. Sejauh ini ada 40 paket produk yang dijual," jelasnya.
Demi mendukung program Dapur Kita, Bumdes Au Wula bekerja sama dengan 60-an petani dari delapan desa di tiga kecamatan di Kabupaten Ende. Setiap desa berkolaborasi dan saling melengkapi setiap permintaan pelanggan.
"Untuk memperlancar, kita memberdayakan teman-teman ojek. Sayur dari petani lalu diantar oleh mereka. Ya, untuk peningkatan ekonomi mereka. Itu ada 15 orang yang kita pakai untuk antar sampai ke tangan pelanggan," katanya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Jadi Role Model
Konsep Dapur Kita mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Desa, melalui Dirjen Kemendes. Bahkan, Dapur Kita kemudian menjadi role model yang dipakai secara nasional oleh Bumdes-Bumdes lain.
Ia berharap, Dapur Kita mampu mendekatkan petani di desa dengan pelanggan di perkotaan. "Petani bisa menyiapkan sayuran yang sehat untuk saudara-saudara di wilayah perkotaan," tutupnya.
Advertisement