Liputan6.com, Jambi - Balai Karantina Pertanian Kelas I Jambi memulai ekspor kopi Arabika Kerinci sebanyak 15,9 ton. Ekspor komoditi kopi tujuan Belgia ini dilakukan perdana lewat pelabuhan Talang Duku, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, dengan nilai ekspor mencapai Rp1,4 miliar.
Ekspor kopi Kerinci ke benua Eropa, yakni Belgia ini menjadi salah satu berita baik, mengingat saat pandemi sekarang ini berimbas pada sektor perekonomian Indonesia dan global. Adapun kopi yang diekspor tersebut berasal dari Koperasi Koerintji Barokah yang berkedudukan di Kabupaten Kerinci, Jambi.
"Dengan kerjasama semua pihak akhirnya Pelabuhan Talang Duku dapat melakukan direct call (singgah langsung) untuk kegiatan ekspor kopi Kerinci," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Jambi, Guntur, saat melepas ekspor perdana kopi Arabika Kerinci di Pelabuhan Talang Duku, Jambi, Selasa (28/7/2020).
Advertisement
Baca Juga
Dari berat 15,9 ton ekspor kopi ini di antaranya terbagi menjadi 290 karung kopi dengan jenis Arabica Spesialti dalam 5 varian proses ke Sucafina Specialty, sebuah perusahaan kopi berbasis di Antwerp, Belgia. Perusahaan ini yang menghubungkan kopi berkualitas dari organisasi petani dengan roaster di kawasan Asia Pasifik, Amerika, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
Guntur mengatakan, komoditas ekspor yang dilepas perdana ke benua Eropa ini bernilai Rp1,4 miliar. Selama ini kata dia, ekspor kopi Kerinci dan juga komoditas unggulan ekspor dari Jambi lainnya dilakukan melalui pelabuhan yang ada di luar Provinsi Jambi.
"Ekspor ini merupakan salah satu capaian kinerja dari Tim Percepatan Ekspor Komoditas Pertanian Provinsi Jambi yang diinisiasi Kementerian Pertanian," ujar Guntur.
Ekspor ini, lanjut Guntur, disambut baik dengan upaya direct call atau singgah langsung kapal besar di Pelabuhan Talang Duku dapat berjalan dengan baik. Bahkan kurang dari satu tahun sejak gerakan Tigakali Lipat Ekspor, Gratieks dicanangkan di Jambi.
"Dengan direct call yang telah diinisiasi ini harapannya dapat mengungkit kinerja ekspor pertanian asal Jambi," ujar Guntur.
Komoditas kopi yang diekspor tersebut berasal dari Koperasi Koerintji Barokah. Koperasi ini mewadahi para petani di Kabupaten Kerinci, dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan petani melalui pemasaran bersama.
Dibentuk sejak Juni 2007 atas kerjasama petani, pemerintah daerah, dan Rikolto, sebuah LSM yang memberdayakan petani Indonesia selama lebih dari 50 tahun. Saat ini jumlah petani yang bergabung dalam koperasi ini berjumlah 320 orang dengan total luas garapan mencapai 140 hektare.
Beberapa negara tercatat sebagai importir, seperti Amerika Serikat, Belgia, Australia, dan Hongkong. Hal ini membuktikan bahwa kopi kerinci telah memiliki pasar ekspor yang cukup luas walaupun masih dikirim melalui pelabuhan di luar Jambi.
Sementara Kopi Kerinci sendiri berdasarkan data dari sistem Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST) Badan Karantina Pertanian mencatat, sepanjang Januari hingga Juli 2020 telah memfasilitasi ekspor sebanyak dua kali pengiriman dengan total 16,25 kilogram tujuan Hongkong.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Pacu Ekspor dengan Sinergisitas
Gubernur Provinsi Jambi, Fachrori Umar dalam kesempatan saat melepas ekspor perdana, mengapresiasi petani, pelaku usaha dan instansi terkait yang telah mampu mendorong ekspor langsung Kopi Kerinci dari Pelabuhan Talang Duku, Jambi.
Ekspor ini menjadi capaian yang positif untuk mendongkrak perekonomian Jambi. Sebab kata Fachrori, saat ini pandemi Covid-19 telah memberikan dampak terhadap sosial ekonomi di wilayahnya.
Fachrori mengajak semua pihak menyikapi kondisi ini sebagai momentum untuk bekerja lebih keras lagi. Ia pun berharap ekspor perdana melalui Talang Duku ini dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang sempat terpuruk.
"Kami siap memfasilitasi penuh pemberdayaan masyarakat khususnya petani. Karena selain memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan, juga dapat meningkatkan pendapatan daerah," ujar Fachrori.
Advertisement
Komoditas Jambi Laris di Pasar Global
Selain kopi, Jambi juga memiliki komoditas unggulan yang telah laris di pasar global. Namun selama ini masih di lalulintaskan melalui pelabuhan di luar Jambi. Produk pertanian tersebut antara lain kulit kayu manis (cassiavera) yang juga berasal dari Kabupaten Kerinci dan Merangin, cangkang sawit, sarang burung walet, dan kelapa bulat asal Tanjung Jabung Timur.
IQFAST Karantina Pertanian Jambi juga mencatat beberapa komoditas perkebunan lainnya yang turut diekspor, di antaranya karet, pinang biji, dan cangkang sawit senilai Rp29,4 miliar. Ketiga komoditas tersebut diekspor ke negara di Kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah dan Asia Selatan.
Kemudian tercatat selama semester 1 tahun 2020, jumlah komoditas yang diekspor adalah 24 jenis dengan total nilai Rp1,9 triliun. Sementara, komoditas baru yang diekspor pada semester 1 tahun 2020, antara lain pakan ternak (ampas kelapa), bubuk daun jambu biji, kayu gaharu, dan teh senilai Rp78 juta.
Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil juga turut mengapresiasi pencapaian ekspor langsung di Jambi. "Selaku fasilitator pertanian dalam perdagangan Internasional, kami siap mengawal agar produk pertanian ekspor kita penuhi persyaratan teknis SPS, lancar dan berdaya saing,” kata Jamil.