Liputan6.com, Manado - Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Manado melepas ekspor perdana komoditas unggulan Sulut, berupa kelapa parut sebanyak 104 ton ke Brazil, Amerika Latin. Hal ini menyusul adanya pembukaan pembatasan secara bertahap dalam masa kenormalan baru terkait pandemi Covid-19.
"Sebelumnya, berdasarkan data pada sistem perkarantinaan, IQFAST biasanya kelapa parut Sulut diekspor ke negara-negara di benua Asia dan Eropa," kata Kepala Karantina Pertanian Manado Donni Muksydayan Saragih, Rabu (29/7/2020).
Advertisement
Baca Juga
Saragih mengatakan, komoditas ekspor asal sub sektor perkebunan dengan nilai Rp2,8 milyar ini milik salah satu perusahaan di Manado yang telah melalui serangkaian tindakan karantina dan dinyatakan sehat, aman dan memenuhi persyaratan negara tujuan.
Brazil merupakan negara dari Amerika Latin dengan penduduk terbanyak keenam di dunia yaitu sebesar 212 juta jiwa. Potensi pasar yang besar tersebut mampu dimanfaatkan oleh pelaku usaha Sulut dalam memasarkan produknya berupa kelapa parut.
"Iklim usaha juga bagus dan harapannya ini dapat berdampak bagi kesejahteraan petani apalagi ditengah wabah Covid-19," ujarnya.
Donni mengatakan, pihaknya terus mendorong ekspor tidak hanya dalam bentuk kelapa bulat, tetapi juga turunannya yang sudah diolah sehingga memiliki nilai tambah yang besar dibanding hanya menjual dalam bentuk bahan baku komoditas.
"Jika kita mengekspor dalam bentuk produk olahan kelapa parut (dessicated coconut) selain menambah nilai jual, juga dapat menambah umur simpan sehingga produk lebih tahan lama," ujarnya.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil mengungkapkan, salah satu cara untuk meningkatkan nilai pertumbuhan ekspor adalah dengan mendorong ekspor produk setengah jadi dan jadi (produk turunan).
"Kita pacu ekspor sesuai semangat yang digerakkan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dengan Gratieks. Ekspor meningkat, petani Sulut juga dapat meningkat kesejahteraannya," papar Jamil.