Liputan6.com, Bandung - Satuan Lalu Lintas Polrestabes Bandung mempercepat penutupan sejumlah titik jalan raya di Kota Bandung pada malam hari di saat libur panjang Idul Adha ini.
Kasatlantas Polrestabes Bandung, Kompol Bayu Catur Prabowo mengatakan, penutupan itu akan dilakukan pada pukul 20.30 WIB. Sedianya penutupan sejumlah ruas jalan itu biasa dilakukan pada pukul 21.00 WIB.
"Nanti malam kita akan mempercepat penutupan jalan, rencananya 20.30 WIB kita akan melakukan penutupan," kata Bayu di Bandung, Sabtu (1/8/2020).
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya penutupan itu dipercepat karena berdasarkan catatan yang ia himpun, ada peningkatan kendaraan yang masuk ke Kota Bandung. Sedangkan, peningkatan itu tidak sebanding dengan kendaraan yang keluar Kota Bandung.
"Mungkin ada selisih sekitar 20 ribu kendaraan yang masuk ke Kota Bandung, artinya masih ada 20 ribu kendaraan di Kota Bandung itu yang belum keluar," kata dia dilansir Antara.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Fokus Jalur Wisata dan Keluar Bandung
Hal tersebut akan dilakukan hingga libur panjang ini berakhir pada Minggu (2/8). Seperti diketahui, pada awal bulan Agustus ini mengalami libur panjang mulai dari Jumat (31/7) karena Idul Adha, hingga Minggu (2/8).
Selain itu, pihak Satlantas Polrestabes Bandung juga memfokuskan pengaturan lalu lintas terhadap jalur-jalur menuju tempat wisata dan jalur keluar Kota Bandung.
"Seperti ke arah Lembang, yang lewat Ledeng maupun lewat Dago, serta jalur kepulangan masyarakat lewat Pasteur," kata dia.
Advertisement
Bandung Sedang Dingin
Belakangan ini warga Bandung disergap hawa dingin. Suhu terendah pada Senin (27/7/2020) misalnya, mencapai 16 derajat celsius. Di dataran tinggi seperti di Lembang suhu minimumnya tercatat 13 derajat celsius.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Bogor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Hadi Saputra mengatakan, penyebab hawa dingin karena saat ini masuk musim kemarau.
"Kondisi sekarang karena hampir seluruh wilayah Jawa Barat memasuki musim kemarau. Kondisi pada siang hari udara terasa panas terik karena tutupan awan yang hampir tidak ada sehingga lebih terasa panas. Sedang pada malam hari, bumi melepaskan energi panasnya ke angkasa sehingga lebih cepat dingin terutama di daerah pegunungan," tutur Hadi.
Selain itu, lanjut Hadi, angin monsun Australia yang bertiup juga memberikan pengaruh terhadap kondisi suhu dingin saat ini.
"Rata-rata suhu udara minimum di kota Bandung pada 27 juli 2020 tercatat 16 derajat celsius, di Lembang 13,6 derajat celsius," jelasnya.
Hadi menerangkan, kondisi menurunnya suhu sudah terjadi dalam satu minggu terakhir. Di mana penurunannya terjadi sekitar 4 derajat celsius.
"Untuk puncak suhu terendah biasanya terjadi di bulan Juli-Agustus hingga awal September, bersamaan dengan puncak musim kemarau," katanya.
Maka dari itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kondisi badan supaya tetap fit.
"Harus sering minum, pakai pakaian tebal atau jaket karena sekarang musim kemarau, serta harus bijak dalam penggunaan air," ucap Hadi.
Lembang Ramai di Akhir Pekan
Kunjungan ke Bandung memang sudah mulai meningkat. Sebelumnya Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menyebutkannya sebagai contoh telah menggeliatnya sektor perhotelan.
Hariyadi mengatakan industri perhotelan sudah menunjukkan geliat perbaikan di masa pandemi Covid-19 ini. Data yang diperolehnya sampai 14 Juli 2020 menunjukkan adanya peningkatan hunian hotel di sejumlah wilayah.
"Untuk resort hotel tingkat hunian sedikit lebih baik tetapi ini hanya terjadi pada akhir pekan," kata Hariyadi dalam Rapat Dengan Pendapat bersama Komisi X DPR secara virtual, Jakarta, Selasa (14/7/2020).
Hariyadi menyebutkan, beberapa hotel di sekitaran Lembang, Bandung sudah mulai ramai di akhir pekan. Sementara itu tingkat hunian hotel di Jakarta naik 5 persen, di Batam naik 3 persen, di Bali naik 1 persen.
Lalu tingkat hunian hotel juga naik di Surabaya 10 persen, di Makassar naik 6 persen, di Yogyakarta naik 10 persen, di Semarang naik 15 persen dan di Medan naik 10 persen.
Dia melanjutkan, beberapa kegiatan MICE dan wedding sudah mulai berjalan. Namun, kapasitasnya masih 50 persen. Meski begitu, para pengusaha hotel masih tetap merumahkan sebagian pekerja. Beberapa juga ada yang berstatus unpaid leave.
Advertisement