Sukses

Jejak Kaki Jadi Petunjuk Pencarian 2 Bocah yang Hilang di Hutan Berkabut

Jejak kaki korban masih menjadi petunjuk satu-satunya bagi petugas SAR dan warga setempat melakukan pencarian.

Liputan6.com, Palu - Sejak hilang di hutan sejak 28 Juli lalu, dua bocah perempuan kakak beradik di Parigi Moutong hingga Minggu (2/8/2020) belum juga ditemukan.

Jejak kaki korban masih menjadi petunjuk satu-satunya bagi petugas SAR dan warga setempat melakukan pencarian.

Petugas Pos SAR Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) yang dibantu potensi SAR dan warga setempat hingga Minggu (2/8/2020) masih berjuang mencari dua bocah perempuan yang hilang di hutan sekitar Desa Bugis Utara Kecamatan Mepanga, sejak 28 Juli lalu.

Hujan deras dan kabut tebal sepanjang hari Minggu di lokasi jadi kendala dalam pencarian di hari ke-dua itu. Operasi dihentikan sementara sekitar pukul 17.00 Wita.

“Operasi pencarian akan dilanjutkan besok pagi 07.00 Wita, cuaca di lokasi hujan deras dan berkabut,” Humas Basarnas Palu, Fatmawati menerangkan, Minggu (2/8/2020).

Fatma bilang, hari kedua pencarian terhadap korban difokuskan sekitar tiga kilometer dari bivak tim SAR di hutan.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

5 Hari Hilang, Jejak Korban Jadi Petunjuk

Titik sekitar temuan jejak kaki itu jadi fokus lantaran saat pencarian hari pertama tim SAR gabungan menemukan petunjuk yang diduga kuat ditinggalkan kedua korban.

“Informasi tambahan, saat hari pertama pencarian, tim SAR gabungan menemukan jejak kaki anak-anak dan tempat berteduh. Jadi pencarian difokuskan ke arah penemuan jejak tersebut,” kata Fatmawati lagi.

Dua bocah perempuan yang hilang itu yakni Tiara berusia 10 tahun dan adiknya Undo usianya masih 6 tahun. Keduanya hilang sejak 28 Juli lalu. Sebelum melaporkan ke Tim SAR, ayah korban dan warga telah mencari namun tidak menemukan korban.

Sebelum hilang, Tiara dan Undo bersama orangtuanya berada di kebun. Sekitar pukul 10.00 Wita orangtua korban hendak turun ke kampung untuk mengambil Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Kedua anak malang itu lalu pamit ke kebun di sebelah kebun orangtuanya untuk mengambil sagu. Sejak saat itu kedua bocah malang itu belum ditemukan.