Sukses

Perjuangan Pelajar di Agam Mendaki Bukit demi Dapat Sinyal untuk Sekolah

Blank spot menyebabkan pelajar di Agam sulit belajar secara online.

Liputan6.com, Agam - Pandemi virus corona Covid-19 membuat proses belajar mengajar tatap muka belum bisa dilakukan di sekolah di daerah Sumatera Barat, hampir semua sekolah provinsi setempat masih memberlakukan belajar dalam jaringan (daring) atau online.

Namun di Sumbar, masih ada daerah yang belum memiliki sinyal seluler, sehingga para pelajar harus pergi ke tempat yang lebih tinggi, agar bisa belajar online.

Di Nagari (desa adat) Pasia Laweh Kecamatan Palupuh, Agam sejumlah siswa SMP, MTs, dan SMA terpaksa mencari sinyal seluler ke tempat yang lebih tinggi guna mendukung proses belajar mengajar secara daring. Sebab daerah ini tidak ada sinyal seluler sama sekali.

Siswa yang belajar secara daring harus ke lokasi yang jauh dari rumah penduduk dan itu pun pada waktu tertentu. Kemudian juga tidak semua provider seluler yang tersedia.

Salah seorang siswa SMA Negeri 1 Palupuh Solia kepada Liputan6.com, Senin (3/8/2020) mengaku terkendala dalam mengikuti pelajaran sekolah setiap hari karena tidak ada sinyal di kampungnya.

Keadaan seperti ini sudah dijalaninya sejak kebijakan pemerintah mengalihkan proses belajar mengajar tatap muka ke rumah akibat pandemi Covid-19.

"Iya hampir setiap hari selama hari sekolah kami pergi ke perbukitan ini, supaya dapat sinyal," katanya.

Solia tidak sendirian yang merasakan sulitnya belajar secara daring di daerah yang tidak dapat sinyal seluler. Di lokasi tempat mereka mencari sinyal ada beberapa pelajar lain menghadapi masalah yang sama.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

404 'Blank Spot' di Sumbar

Siswa SMP Negeri 1 Palupuh, Ade Adrian menyebut proses belajar mengajar online memang cukup menyulitkan karena tidak ada sinyal seluler di kampungnya.

"Susah, kalau mau sekolah atau belajar harus ke perbukitan dulu," ujarnya.

Sementara, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengaku prihatin masih ada siswa di Sumbar yang kesulitan mengikuti proses belajar mengajar secara daring.

"Karena tidak ada akses internet dan mereka terpaksa mencari titik spot yang dapat sinyal seluler," katanya.

Nasrul Abit mengatakan, blank spot atau titik tidak adanya sinyal seluler di wilayah Sumbar masih banyak. Setidaknya masih dibutuhkan 404 titik tower jaringan seluler.

Tahun ini 38 titik tower untuk jaringan seluler dibangun, sedangkan selebihnya akan dibangun secara bertahap tahun depan.

"Semoga beberapa tahun lagi tidak ada lagi blank spot di Sumbar," ia menambahkan.